Selasa, April 16, 2024
BerandaBisnisE-Tourism, Solusi Kendala Investasi di Bumi Gora

E-Tourism, Solusi Kendala Investasi di Bumi Gora

Nasional, balipuspanews.com – Gaung pariwisata yang belum maksimal, menjadi salah satu kendala terbukanya kran investasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Dan e-tourism, bisa dibidik menjadi solusinya.

E-tourism bisa menjadi pilihan promosi pemasaran digitalisasi pariwisata, karena bisa menjangkau ke segenap penduduk dunia, yang bisa mengakses melalui internet.

E-tourism adalah platform digital yang menghubungkan seluruh pihak terkait pariwisata, mempermudah proses perizinan, mengintegrasikan seluruh kegiatan pariwisata serta memberikan kemudahan bagi seluruh wisatawan menjelajahi pesona Indonesia, melalui aplikasi yang mudah digunakan.

Kementerian Pariwisata Indonesia menyebutkan, sebagian besar promosi pariwisata di Tanah Air saat ini sudah menggunakan media online atau digital, karena hasilnya terbukti lebih efektif.

“Sarana media digital bisa menjadi sasaran promosi yang baik. Dari segi biaya, kalau menggunakan media digital tentu lebih murah dibandingkan dengan promosi secara konvensional, yakni hanya sepertinya. Jadi dari sisi biaya sepertiga, tapi bisa berdampak dua pertiga,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Rp 12 Triliun

Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) NTB Lalu Gita Ariyadi mengatakan, hingga kini masih banyak pihak yang belum mengenal NTB dengan baik. Akibatnya, hal ini memunculkan persepsi jika belum banyak persiapan NTB untuk menerima investasi dari dalam dan luar negeri.

“Padahal persiapan bidang infrastruktur dan konektivitas sudah ada dan masih terus kita benahi, sebagai langkah kesiapan menyambut investor,” kata Gita.

BACA :  Perwakilan Kecamatan Sukawati Terpilih Sebagai Jegeg-Bagus Gianyar Tahun 2024

Menurut dia, apabila ada investor yang menanamkan investasi di NTB, maka selanjutnya diharapkan agar membawa dampak positif dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta mampu menurunkan angka kemiskinan penduduk yang tinggal di provinsi yang sering disebut ‘Bumi Gora’ ini.

Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI menargetkan bahwa investasi di NTB pada tahun 2017 ini, seyogyanya bisa menembus Rp 12 triliun. Berbagai strategi akan dilakukan oleh Dinas Penanaman Modal – Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) untuk menjemput target tersebut telah disiapkan.

Gita menjelaskan, pihaknya masih menghitung berapa besar tenaga yang akan terserap dari nilai investasi sebesar itu. Untuk mencapai target itu, yang paling penting baginya semua pihak harus tetap saling menguatkan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan investor.

DPM-PTSP memiliki slogan khusus untuk menyambut kehadiran para investor. Cepat, Ramah dan Handal atau yang disingkatnya CERAH. Pelayanan investasi akan diberikan secepatnya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Batas waktunya tergantung jenis investasi.

“Makanya IT dan SDM untuk pelayanan mesti dinomorsatukan. Yang kurang akan kita benahi, untuk mendukung kenyamanan investor menerima pelayanan. Setiap investor harus disambut ramah dan sebaik-baiknya, sesuai dengan adat dan budaya di NTB. Handal, dengan memberikan pelayananan super kepada investor,” ujarnya.

BACA :  Divonis 10 Tahun, Bule Rusia Dijemput Usai Bebas dari Lapas Kerobokan

Dia meneruskan, percepatan pembangunan di NTB diyakini akan cepat terlaksana apabila investasi mendukung. Keberadaan Mandalika Resort atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kuta, Lombok Tengah yang digarap Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC), serta akses transportasi utama Lombok Internasional Airport (LIA). Apalagi sudah ada rencana strategis PT Angkasa Pura I, untuk membenahi dan menambah fasilitas kebandarudaraan, serta rencana strategis membangun Global Hub di Lombok Utara. Semua itu diyakini akan bergerak dan menjadi daya tarik bagi investor.

Gita juga menegaskan, investasi luar negeri yang berpotensi ditawarkan adalah negara-negara Emirat Arab. Diterimanya penghargaan oleh Provinsi NTB sebagai daerah destinasi halal wisata honeymoon, membuat negara-negara kawasan Timur Tengah bisa menjadi bidikan promosi untuk mengundang investor. Meski demikian, investor dari negara-negara lain pun tidak akan diabaikan.

48% Perekonomian ASEAN

Indonesia adalah negara berlimpah potensi, yang semestinya tidak dilewatkan oleh investor. Hal ini disebabkan Indonesia yang berpenduduk lebih dari 240 juta jiwa, merupakan pusat pertumbuhan ASEAN. Perekonomian Indonesia merupakan 48% dari perekonomian ASEAN.

Beberapa waktu lalu, Kepala BKPM Thomas Lembong dalam keterangan tertulisnya menyebutkan, hingga saat ini investasi di sektor pariwisata dan infrastruktur pendukung masih belum optimal, sehingga akan didorong agar lebih meningkat lagi.

Berdasarkan data BKPM tahun lalu, investasi sektor pariwisata penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 2,2 triliun, sementara penanaman modal asing (PMA) Rp 12,8 triliun, sehingga total investasi sektor pariwisata pada tahun lalu tercatat Rp 15 triliun.

BACA :  Lestarikan Seni Budaya, Wali Kota Jaya Negara Buka Festival Beraban 2024 "Saguna Prawerthi"

“Meski demikian, sektor ini cukup prospektif, karena dalam lima tahun terakhir rata-rata pertumbuhannya mencapai 18% per tahun,” ucap dia.

Thomas Lembong mengatakan, selain mendorong sektor pariwisata serta infrastruktur pendukungnya, pihaknya juga akan terus mendorong pertumbuhan investasi di luar Pulau Jawa. Dari data realisasi investasi 2016, rasio investasi Jawa dan luar Jawa berada di level 54% berbanding 46%.

“Data menunjukkan, angka pertumbuhan realisasi investasi di luar Pulau Jawa dalam kurun periode tahun 2016 mencapai 22,2%, di atas pertumbuhan realisasi investasi di Pulau Jawa yang sebesar 11%. Pertumbuhan ini sejalan dengan pengarahan Presiden Jokowi untuk menciptakan pemerataan,” ujarnya.

Sementara itu, pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah berhasil meningkatkan kepercayaan investor terhadap Indonesia. Indonesia masuk dalam salah satu dari 10 negara tujuan investasi yang paling diminati investor dunia.

Kabar ini tentu menggembirakan, dan diharapkan peringkat Indonesia makin meningkat, sehingga kucuran investasi pun terus merambat naik. Pembenahan perizinan, infrastruktur dan lebih mengenalkan potensi wilayah Indonesia di kancah dunia, salah satunya melalui e-tourism, diharapkan menjadi jembatan mengalirnya investasi ke Nusantara. (Tri Vivi Suryani).

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -
TS Poll - Loading poll ...

Most Popular