Sabtu, April 20, 2024
BerandaDenpasarAA. Ngr Gede Widiada: Mari Berpolitik yang Beretika

AA. Ngr Gede Widiada: Mari Berpolitik yang Beretika

DENPASAR, Balipuspanews.com – Pesta demokrasi yakni Pileg dan Pilpres 2019 semakin mendekati hari H. Pertarungan sengit khususnya pada Pileg kemungkinan besar pasti terjadi. Mengingat sistem tarung bebas menjadikan persaingan antar caleg akan menjadi sengit. Demikian yang diungkapkan politikus Partai Nasdem Bali yang juga anggota DPRD Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Gede Widiada belum lama ini.

Kepada awak media cyber www.balipuspanews.com, politikus asal Puri Peguyangan, Denpasar ini mengatakan, dengan sistem tarung bebas tersebut, pertarungan yang terjadi tidak saja caleg yang berbeda partai. Caleg dari partai yang sama dan satu daerah pemilihan (dapil) juga harus berkompetisi dan bersaing ketat.

“Persaingan sesama caleg dari satu partai dan pada satu dapil juga sangat ketat,” ungkapnya.

Meski tidak bisa dipungkiri ketatnya persaingan antar caleg tersebut, Widiada menyerukan kepada semua pihak baik para caleg, relawan dan pemilih untuk senantiasa menjaga suasana Pileg dan Pilpres 2019 yang damai dan demokratis. Baginya persaingan antar caleg sangat wajar, namun harus tetap mengedepankan pola-pola berpolitik yang elegan dan beretika.

BACA :  Kemenkumham Bali Kunjungi Kejaksaan Tinggi Bali Jalin Sinergitas Dalam Penegakan Hukum

Ia menjelaskan, berpolitik yang elegan dan beretika wajib dikedepankan untuk membangun kesadaran masyarakat bahwa berpolitik khususnya nyaleg adalah sebuah proses demokrasi yang sangat mulia. Proses demokrasi yang sangat mulia ini tentunya untuk melahirkan wakil-wakil rakyat yang memang layak dipilih sebagai pengemban aspirasi rakyat.

“Bagi saya, seorang wakil rakyat adalah pelayan untuk menyambungkan aspirasi rakyat. Bukan sebuah profesi yang harus dicapai dengan segala cara, apalagi cara-cara yang diluar nilai-nilai demokratis,” jelasnya.

Lebih jauh Widiada mengatakan, berpolitik yang elegan dan beretika sangat penting dikedepankan pada era milinial ini. Agar kaum milinial melihat bahwa berpolitik itu adalah seni dan indah yang pada akhirnya kaum milinial tersebut tidak antipati dengan dunia politik praktis. (rah/bpn/tim)

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -
TS Poll - Loading poll ...

Most Popular