Berita Dunia, Kanker adalah penyakit yang diderita oleh jutaan pasien di seluruh dunia. Ini bisa diobati dalam banyak kasus, tetapi fatal di banyak kasus lainnya. Salah satu faktor utama untuk dapat bertindak tepat waktu adalah ketepatan waktu dalam diagnosis, karena dengan cara itu dimungkinkan untuk menyerang dan menyembuhkan penyakit melalui obat.
Sebuah sistem diagnostik telah dikembangkan yang didasarkan pada kecerdasan buatan. Pencapaian ini berkat tim ahli bedah saraf dan insinyur dari beberapa universitas AS.
Pekerjaan mereka didasarkan pada penggunaan pencitraan cepat yang menganalisis sampel tumor yang diambil selama operasi dan mampu mendeteksi mutasi genetik dengan sangat cepat. Bahkan, dalam waktu kurang dari 90 detik mereka bisa memberikan diagnosa.
Tumor otak adalah dasar penelitian
Tim ilmuwan dan dokter melakukan penelitian pada sampel lebih dari 150 pasien yang menderita glioma difus, yang merupakan tumor otak yang paling umum, juga yang paling mematikan.
Dengan sistem baru ini, mereka dapat mengidentifikasi mutasi yang digunakan oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) yang menentukan kelompok molekuler penyakit, dan akurasi diagnosisnya mencapai lebih dari 90 persen.
Kemajuan dalam diagnosis ini merupakan langkah maju yang bagus untuk pengobatan, karena semakin dini dapat dideteksi, semakin baik hasil pengobatannya. Hal itu dilaporkan oleh salah satu pemimpin program, Dr. Todd Hollon, seorang ahli bedah saraf di University of Michigan.
“Alat berbasis AI ini berpotensi meningkatkan akses dan kecepatan diagnosis serta perawatan pasien dengan tumor otak yang mematikan,” kata Hollon.
“DeepGlioma menciptakan jalan untuk identifikasi yang akurat dan lebih tepat waktu yang akan memberi penyedia kesempatan lebih baik untuk menentukan perawatan dan memprediksi prognosis pasien.”
‘DeepGlioma’
Sistem diagnostik baru ini disebut ‘DeepGlioma.’ Sebelumnya, ahli bedah tidak memiliki kemampuan atau metode untuk dapat membedakan antara berbagai jenis glioma difus saat melakukan operasi.
Metode baru ini mulai dirancang pada tahun 2019, saat pengujian dimulai dengan menggabungkan jaringan saraf dalam dengan sistem pencitraan optik yang mampu memberikan gambaran jaringan tumor otak secara instan.
“DeepGlioma menciptakan jalan untuk identifikasi yang akurat dan lebih tepat waktu yang akan memberi penyedia kesempatan lebih baik untuk menentukan perawatan dan memprediksi prognosis pasien,” tambah Hollon.