Selasa, Maret 19, 2024
BerandaGianyarAndalkan Wisatawan Mancanegara, Obyek Wisata Monkey Forest Belum Buka untuk Umum

Andalkan Wisatawan Mancanegara, Obyek Wisata Monkey Forest Belum Buka untuk Umum

GIANYAR, balipuspanews.com – Meski sudah mengantongi sertifikasi dari Dinas Pariwisata Gianyar terkait kelayakan operasional destinasi wisata semasa pandemi covid-19, obyek wisata Monkey Forest belum dibuka untuk umum. Hal ini dikatakan Bendesa Adat Padang Tegal, Made Gandra, Kamis (6/8/2020).

“Kita belum berani buka untuk umum, 95 persen wisatawan yang datang sebelumnya adalah wisatawan mancanegara,” jelas Bendesa Made Gandra.

Dikatakannya, bila obyek wisata tersebut dipaksakan dibuka, hal itu sama dengan bunuh diri. Sedangkan sampai saat ini, kunjungan wisatawan mancanegara belum dibuka di semua negara.

“Ini masih menunggu dibukanya kunjungan wisatawan mancanegara, bila itu dibuka, maka obyek akan dibuka,” jelasnya lagi.

Dijelaskan, wisatawan lokal yang masuk ke obyek rata-rata 500 orang perhari dengan harga tiket Rp 40 ribu. Sedangkan rata-rata wisatawan mancanegara perhari rata-rata mencapai 5.500 perhari dengan harga tiket Rp 80 ribu.

“Andalan pemasukan dari turis mancanegara, itu sebabnya kami belum buka. Andaikan dipaksakan dibuka, sepertinya pemasukan dengan operasional tidak balance,” paparnya.

BACA :  Pasang Target Rp 1,7 Triliun, PAD Gianyar Terealisasi Rp 1,4 Triliun

Walau demikian, pengelola obyek tetap mempersiapkan diri dengan membuat video promosi dan mempersiapkan sarana dan fasilitas untuk menghadapi covid 19. Dalam keadaan normal, wisatawan yang berkunjung mencapai 6.000 per hari yang didominasi 95 persen wisatawan mancanegara.

“Biasanya wisatawan berkunjung bersama keluarga atau rombongan,” ungkapnya.

Sedangkan disaat pandemi covid ini, wisatawan yang masuk dibatasi maksimal 2.000 wisatawan yang dengan protokol kesehatan yang ketat.

Obyek wisata Monkey Forest sendiri, terbilang luas mencapai 26 hektar. Obyek seluas itu digawangi 200 pekerja termasuk pengelola. Untuk memberi operasional sebulan mencapai Rp 120 juta, sebagiannya untuk memberi makan monyet-monyet tersebut. Sedangkan di masa pandemi ini, pekerja dibagi dalam beberapa shif, untuk membersihkan dan memberi makan monyet-monyet disana.

“Di pintu masuk sudah kita siapkan video tata cara kunjungan, sedangkan pertengahan Agustus nanti kita coba membuat promosi ke mancanegara, agar wisatawan mempercayai bahwa Monkey Forest layak dikunjungi,” tutup Made Gandra.

PENULIS : Ketut Catur

EDITOR : Oka Suryawan

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -

Most Popular