JAKARTA, balipuspanews.com – Guru atau pahlawan tanpa tanda jasa yang mengabdikan dirinya bagi pendidikan nasional kini kian beradaptasi dengan adanya transformasi teknologi. Sebagai tombak utama pendidikan bagi pelajar Indonesia, wawasan yang dimiliki pun harus luas tidak terkecuali mengenai subjek keuangan.
PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) bersama dengan AIA dan Putera Sampoerna Foundation mencermati kondisi tersebut dengan memberikan apresiasi bagi Guru ini melalui webinar literasi keuangan.
Webinar dengan tajuk “CELENGAN GURU (Cerdas Kelola Keuangan Guru)” digelar dan dihadiri oleh EVP Divisi Wealth Management BCA Ugahary Yovvy Chandra, EVP CSR BCA Inge Setiawati, Direktur Distribusi Kemitraan AIA Phung Magdalena, influencer dan Principal Consultant @Zapfinance Prita Ghozie beserta segenap guru dari berbagai wilayah di Indonesia.
“Kita semua tahu bahwa guru merupakan ujung tombak yang menjadi jembatan antara pelajar dengan pendidikan di sekolah. Maka dari itu kami berinisiatif untuk memberikan edukasi literasi keuangan bagi tenaga pendidik. Tidak hanya seputar keuangan in general melainkan juga pengelolaan keuangan untuk rumah tangga,” ujar Inge, Sabtu (27/11).
Pada kegiatan webinar ini, Putera Sampoerna Foundation menjadi jembatan yang menghubungkan kegiatan dengan 25 ribu guru yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Materi yang dibawakan oleh Prita Ghozie pun menarik karena berbeda dengan apa yang biasa disampaikan dalam pengajaran di sekolah.
Ada pun beberapa topik serius namun tetap ringan yang dibawakan antara lain memahami keuangan yang sehat, pentingnya pencatatan keuangan, mengelola anggaran rumah tangga dan pengelolaan simpanan, investasi dan proteksi.
“Di AIA, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan literasi keuangan masyarakat, terutama literasi tentang asuransi jiwa. Kami melihat pentingnya peran guru dalam mendorong pemahaman masyarakat akan pentingnya proteksi terutama dalam situasi pemulihan pandemi seperti saat ini,” Jelas Phung Magdalena, Direktur Distribusi Kemitraan, PT AIA FINANCIAL.
Edukasi literasi keuangan yang diadakan BCA ini juga merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintah dan OJK untuk meningkatkan indeks literasi keuangan Indonesia yang masih rendah. Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan OJK pada 2019 menunjukkan indeks literasi keuangan di Indonesia masih relatif rendah, yakni 38,03 persen.
Sebagai upaya peningkatan edukasi literasi keuangan, BCA pun telah melaksanakan beberapa program yang terkait literasi keuangan. Tercatat lebih dari 500 ribu penerima manfaat dengan fokus program antara lain edukasi bagi pelajar dan mahasiswa, edukasi kepada keluarga pekerja migran Indonesia (Program Saba Desa), edukasi literasi keuangan dengan memanfaatkan Mobil Literasi Keuangan (SiMOLEK) yang diprakarsai OJK, dan peningkatan produk LAKU BCA kepada masyarakat. Kegiatan edukasi tersebut hampir sebagian besar dilakukan di berbagai daerah yang masih memiliki indeks literasi keuangan rendah.
“Kami berharap berkat adanya kegiatan positif ini dapat memberikan dampak yang baik bagi seluruh tenaga pengajar dan alangkah baiknya materi yang disampaikan hari ini juga bisa menjadi bahan pembelajaran siswa. Hal itu tentunya untuk semakin meningkatkan indeks literasi keuangan di Indonesia. Semoga ke depannya semakin banyak kegiatan seperti ini yang menyasar publik yang lebih luas,” tutup Yovvy.
Penulis/editor : Ivan Iskandaria.