Begini Cara Bedakan Arak Tradisional dengan Arak Gula Versi Wayan Lobar

Wayan Lobar, salah satu petani arak tradisional Karangasem
Wayan Lobar, salah satu petani arak tradisional Karangasem

KARANGASEM, balipuspanews.com – Banyak yang belum mengetahui bagaimana cara membedakan arak tradisional berbahan nira dengan arak fermentasi berbahan gula pasir yang beredar dipasaran.

Sepintas dari tampilan luarnya kedua jenis arak ini nyaris tidak ada bedanya, keduanya sama-sama berwarna bening. Namun, bagi Wayan Lobar pengalaman menggeluti dunia minuman tradisional sejak 25 tahun silam bukan hal yang sulit untuk membedakannya.

Pria asal Desa Duda Timur ini memiliki beberapa trik untuk mengetahui mana arak berbahan dasar nira (tradisional) dan mana arak fermentasi berbahan gula. Salah satu trik yang paling mudah yaitu dari aroma arak itu sendiri, menurutnya jika aroma arak tercium bau ragi maka bisa dipastikan itu adalah arak gula.

Selain cara tersebut, Lobar juga mempunyai trik lainnya, seperti menaruh arak didalam freezer, ia mengklaim, arak tradisional tidak akan beku jika ditaruh didalam Freezer sedangkan arak fermentasi berbahan air dan gula akan membeku jika ditaruh.

“Coba saja, selain dari bau, bisa juga ditaruh di Freezer, nanti ketahuan mana arak gula dan arak tradisional, dan yang lebih penting, arak tradisional tidak akan bisa rusak dan tidak akan berkurang kadar alkoholnya meski disimpan bertahun-tahun, sedangkan arak gula saya rasa tidak akan mampu bertahan lama,” ujar Lobar kepada media ini, Rabu (1/2/2023).

Ia mengakui dari segi rasa memang rasa arak fermentasi lebih halus, namun ada sisi negatifnya utamanya untuk kesehatan karena jelas bahan arak jenis tersebut adalah ragi dan gula.

Disamping itu, persaingan tidak sehat soal harga juga cukup mempengaruhi keberlanjutan arak tradisional, karena tidak mungkin untuk membanting harga lantaran bahan baku saja tuak atau nira sudah cukup sulit didapat belum lagi proses penyulinganya menggunakan kayu bakar serta ongkos tenaga kerja sehingga cukup sulit untuk bersaing harga dengan arak gula.

Penulis: Gede Suartawan

Editor: Oka Suryawan