Karangasem, balipuspanews.com -Berbagai tarian sakral warnai prosesi puncak Karya Agung Ngenteg Linggih, Munggah Lan Pedagingan di Pura Dalem Desa Pakraman Sukaluwih yang berlangsung hari ini, Rabu (2/8).
“Hari ini merupakan puncak Karya, setelah sebelumnya pada tanggal 20 juli 2017 sudah dilaksanakan rangkaian Karya di dua Pura berbeda namun berkaitan yakni Pura Pakel dan Pura Prajapati,” ujar ketua panitia Karya I Nengah Sikiarta.
Ratusan masyarakat Desa Pakraman Sukaluwih nampak larut dalam prosesi puncak Karya yang di puput oleh 3 sulinggih diantaranya dua Pedanda siwa yakni, Ida Pedanda Gede Made Buruan dari Geria Ulon Jungutan, Ida Pedanda Gede Made Putra Lusuh dari Geria Suci Celit Lusuh dan satu pedanda Budha yakni, Ida Pedanda Gede Jelantik dari Geria Budakeling Bebandem.
Dalam prosesinya, Karya Agung yang terakhir kali dilaksanakan sekitar 66 tahun silam tersebut, memakai beberapa sarana hewan caru seperti Sapi dan beberapa hewan langka lainnya seperti, Angsa, Penyu, Petu (sejenis kera) dan hewan caru lainnya.
Selain itu dalam prosesi puncak Karya Agung tersebut juga dipentaskan berbagai tarian sakral seperti tari Rejang Dewa, Topeng Tuwa, Topeng Sida Karya dan Baris Gede.
Terkait dengan tarian, di Pura Dalem Desa Pakraman Sukaluwih menurut salah satu panitia karya I Wayan Sekep Ariana, bahwa ada satu tarian yang pantang untuk dipentaskan di Pura Dalem tersebut yakni tarian Calonarang. Menurut kepercayaan masyarakat Sukaluwih bahwa dilarangnya mementaskan tarian tersebut karena di Pura Prajapati sendiri sudah melinggih Ida Betare Sakti.
“Dulu pernah ada yang mau mementaskan tarian calonarang disini, namun penarinya tidak ada yang berani sudah down duluan,” ungkapnya.