Berikan Kenyamanan, Dispar Buleleng Akan Buat Regulasi Terkait Wisata Dolphin

Wisatawan sedang menikmati menonton lumba-lumba di Pantai Lovina, Buleleng. (Sumber: Tiket.com)
Wisatawan sedang menikmati menonton lumba-lumba di Pantai Lovina, Buleleng. (Sumber: Tiket.com)

BULELENG, balipuspanews.com – Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng belakangan menyoroti tentang tata kelola angkutan Wisata Dolphin di Lovina.

Dimana disana ditemukan adanya persaingan harga yang dipandang bisa mempengaruhi tingkat pelayanan, keamanan, dan kenyamanan bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan wisata bahari tersebut.

Dispar pun telah mengadakan rapat koordinasi dengan mengundang Badan Pengurus Cabang Perhimpunan Hotel Dan Restoran Indonesia (BPC PHRI) Kabupaten Buleleng, Dinas Ketahanan Pangan dan Kelautan Kabupaten Buleleng beserta kelompok angkutan wisata dolpin seputaran Pantai Lovina.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara ketika ditemui usai rapat di Ruang Rapat Kantor Tourism Information Centre (TIC) Pantai Penimbangan Singaraja, Senin (30/1/2023) menyampaikan, bahwa dalam rapat telah disepakati untuk melakukan penyesuaian tarif angkutan Wisata Dolphin baik secara online maupun secara langsung dari kelompok angkutan dan pihak hotel agar bisa memberikan keamanan bagi wisatawan serta menciptakan kesepakatan tatakelola wisata yang baik.

Kadis Dody menjelaskan tarif menonton lumba-lumba (watching dolphin) tentu ada kaitannya dengan pelayanan dan keamanan wisatawan yang nantinya disiapkan oleh para pemandu wisata dolphin itu sendiri.

Sehingga apabila persaingan harga masih terjadi maka dikhawatirkan keselamatan, kenyamanan para wisatawan yang melihat lumba-lumba akan menurun khususnya dari segi kualitas.

Bahkan untuk memastikan kesepakatan tersebut diikuti, Mantan Camat Buleleng itu menegaskan pihaknya bersama stake holder terkait akan membuat kesepakatan bersama yang dituangkan kedalam regulasi tarif, keamanan, pelestarian, termasuk sanksi yang akan diberikan kepada suatu kelompok atau pengusaha yang melanggar.

Maka dari itu, adanya regulasi dipandang sangat penting dilakukan guna menghindari persaingan yang kurang sehat serta bisa dijadikan acuan dalam mengelola ekosistem wisata agar tidak punah.

“Kita sudah sepakati dan akan membuat norma dengan bersinergi bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Kelautan Kabupaten maupun Provinsi. Kita targetkan di bulan Maret kesepakatan telah terjadi antara para kelompok watching dolphin baik itu dari segi tatakelola, management, kenyamanan dan keselamatan wisatawan termasuk tarifnya,” paparnya.

Keseriusan itu juga akan diimbangi dengan rencana menyusun rancangan Peraturan Bupati tentang ekosistem bahari yang lebih detail. Dimana didalam Perbup nantinya akan mengatur sejumlah hal dalam wisata bahari salah satunya seperti wisata dolphin, terumbu karang, diving, snorkeling dan wisata yang lainnya.

“Ini perlu kita jaga dan rawat bersama sehingga menyusun tatakelola yang lebih baik dan kita harapkan wisata lumba-lumba keberlanjutannya tetap terjaga dengan baik sepanjang masa,” tutupnya.

Sementara itu ditemui ditempat yang sama Wakil Sekretaris BPC PHRI Kabupaten Buleleng Gede Sukayasa mengatakan apa yang disampaikan merupakan salah satu langkah awal untuk bisa meningkatkan pelayanan khususnya di bidang wisata dolphin yang merupakan ikon wisata yang banyak dinikmati wisatawan di Bali Utara.

Gede Sukayasa menjelaskan apabila tatanan itu tidak dikelola dan ditata dengan baik takutnya akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Baik dari segi keamanan dan keselamatan pengunjung serta yang paling terpenting bagi nelayan yang mengelola wisata dolphin tersebut.

“Jadi bukan hanya dari sisi pengusaha saja melainkan masyarakat pun dengan adanya tatakelola yang lebih bagus akan secara tidak langsung meningkatkan pendapatan ekonomi mereka. Mudah-mudahan ini bisa berkelanjutan dan menemukan solusi yang bagus untuk semua pihak,” jelasnya.

Dilain pihak, salah satu nelayan dari Kelompok Segara Gunung, Desa Pemaron Made Mudana mengapresiasi upaya responsif dari pemerintah melalui Dinas Pariwisata yang telah memfasilitasi tentang bagaimana proses tour dolphin yang selama ini sudah berjalan.

Sehingga diharapkan dengan adanya sisi perbaikan yang perlu ditangani bersama akan memberikan imbas baik bagi pariwisata kedepannya.

Salah satunya yang perlu di tangani yakni masalah tarif harga watching dolphin dan bagaimana cara melihat dolphin yang baik, sebab kata dia selama ini mungkin tidak informasi terkait hal itu tidak cukup banyak, sehingga tanpa sadar ke depannya akan mempengaruhi ekosistem dolphin yang ada.

“Ini penting sekali bagi kami dan semoga pertemuan ini merupakan langkah awal untuk ke depan bagaimana tatakelola pelaksanaan angkutan dolphin agar tetap berjalan dan berkesinambungan,” harapnya.

Penulis : Nyoman Darma 

Editor : Oka Suryawan