Bisnis Benih Ikan Nila Tetap Eksis Dimasa Pandemi Covid-19

Peternak benih ikan nila subak baru, Marga, Tabanan tetap eksis dimasa pandemi Covid-19
Peternak benih ikan nila subak baru, Marga, Tabanan tetap eksis dimasa pandemi Covid-19

TABANAN, balipuspanews.com – Bisnis benih ikan nila tetap eksis dimasa pandemi Covid-19 ini. Seperti terlihat di Subak Baru, Desa Baru, Kecamatan Marga, Tabanan.

Pesanan benih ikan dalam sebulan mampu tembus 5 juta ekor perbulan. Sayang, peternak ikan yang tergabung dalam kelompok Mina Ayu hanya mampu memenuhi 2 juta pesanan. Pemesan berasal dari wilayah Batur, Kintamani.

Ketua kelompok Pembudidaya ikan tawar Mina Ayu, I Nyoman Wirka, Sabtu (4/9/2021) menyebutkan, sejak Agustus hingga awal September ini jumlah benih ikan yang bisa dipenuhi hanya 500 ribu ekor.

“Ada peningkatan. Lebih dari 5 juta, ini juga berkaitan pasca kasus belerang di Danau Batur,” Nyoman Wirka saat ditemui di Marga, Tabanan, pada Sabtu (4/9/2021).

Keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan ikan disebabkan oleh keterbatasan lahan, keterbatasan indukan dan modal.

Baca Juga :  Tingkatkan Kapasitas Perempuan di Bidang Politik, DP2KBP3A Gelar Workshop

Wirka mengungkapkan, benih ikan nila dari Desa Baru sangat diminati di kawasan Batur, Kintamani karena dinilai berkualitas. Kualitas benih tetap terjaga karena adanya pendampingan dari Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa.

“Kualitas benih diakui baik, mereka tahu kualitas benih ini karena hasil pendampingan oleh Universitas Warmadewa, sehingga ikan-ikan yang kita kirimkan sering disebut sebagai ikan Warmadewa,” ujar Wirka.

Wirka mengakui guna mampu memenuhi permintaan benih ikan nila kedepan akan melakukan penambahan jumlah plasma atau kelompok binaan di luar Desa Baru. Kelompok binaan tersebut rencananya akan di optimalkan di wilayah Penebel, Marga dan Baturiti.

I Wayan Sumarwata, salah seorang penyedia benih dasar ikan Nila mengakui bahwa ketersediaan indukan masih menjadi kendala dalam pengembangan pembenihan ikan di Desa Baru. Hingga saat ini para pembudidaya belum mampu menyediakan indukan.

Baca Juga :  Pemilih Pemula di Denpasar Dapat Pendidikan Politik

“Induk masih beli dan Mendatangkan indukan dari daerah Pasuruan dan Tulungagung. Kadang harga sangat tinggi, satu paket 400 ekor bisa mencapai harga 15 juta. Belum lagi kualitas indukan juga sering gak baik,” papar Sumarwata.

Sumarwata berharap peneliti dari Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa mampu membantu mengembangkan penyediaan indukan sehingga tidak perlu lagi membeli ke luar daerah. Apabila ketersediaan indukan memadai maka sangat mungkin para pembudidaya ikan di Desa Baru mampu memenuhi kebutuhan benih mencapai 5 juta ekor perbulan.

Salah Satu Peneliti dari Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa Ir. I Wayan Arya, MP mengakui jika Universitas Warmadewa telah melakukan pendampingan pada pembudidaya ikan di Desa Baru sejak tahun 1992. Berbagai metode dan pengetahuan telah diberikan sehingga para pembudidaya mampu menghasilkan benih unggul.

Baca Juga :  Ikuti PENAS XVI KTNA di Kota Padang, Bupati Sanjaya Lepas 33 Peserta

“Benih ikan nila ini sekarang lebih dikenal sebagai ikan Warmadewa karena yang mengambil kesini tahu kita dari Warmadewa yang mendampingi masyarakat. Maka begitu benih unggu dari Desa Baru mereka namakan benih ikan Warmadewa,” jelas Arya.

Arya menargetkan kedepan para pembudidaya di Desa Baru mampu membuat indukan sendiri dan tidak lagi tergantung indukan dari luar. Apabila ini berhasil maka target produksi benih ikan 5 juta ekor per-bulan akan mampu dipenuhi.

Penulis : Rilis Unwar

Editor : Oka Suryawan