BKKBN Apresiasi Ormas Peduli Gizi Bantu Atasi Stunting

Ahli Utama BKKBN KEMENKES, Dr. H. Abidinsyah Siregar MKES, MBA, DHSM pada acara Hari Gizi Nasional yang digelar oleh Ormas JEMARI di Kebon Kacang, Jakarta Pusat.
Ahli Utama BKKBN KEMENKES, Dr. H. Abidinsyah Siregar MKES, MBA, DHSM pada acara Hari Gizi Nasional yang digelar oleh Ormas JEMARI di Kebon Kacang, Jakarta Pusat.

JAKARTA, balipuspanews.com – Pada kegiatan acara Hari Gizi Nasional yang diselenggarakan Organisasi Kemasyarakatan Jaringan Ekonomi Masyarakat Indonesia (JEMARI) di Kebon Kacang I, Jakarta Pusat, Sabtu tanggal 29 Januari 2022, Ahli Utama BKKBN KEMENKES, Dr. H. Abidinsyah Siregar MKES, MBA, DHSM mengajak para orang tua agar ikut kampanye program Bangga Kencana, diantaranya mencegah pernikahan usia dini, menjaga jarak kelahiran agar jangan terlalu dekat, dan memenuhi gizi serta nutrisi yang baik bagi ibu hamil agar terhindar dari kelahiran anak stunting dengan perhatian penuh pada 1000 HPK.

Abidinsyah mengatakan BKKBN menyerukan para calon pengantin melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah yang disebut juga prakonsepsi, untuk mencegah melahirkan anak stunting.

Baca Juga :  Pohon Hayat Jadi Logo IKN, Ini Maknanya

“Indonesia memiliki target menurunkan jumlah stunting nasional untuk 2024 sebesar 14 persen. Oleh karena itu, sangat penting untuk calon pengantin melakukan prakonsepsi untuk calon anak lahir sehat dan tidak stunting,” ungkapnya.

“Sesuai arahan Kepala BKKBN, Bapak Hasto Wardoyo bahwa prakonsepsi ini bisa diwajibkan dan tidak sekedar disosialisasikan saja,” tambah Abidinsyah.

Prakonsepsi adalah perawatan sebelum terjadi kehamilan dengan rentang waktu dari 3 bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi (pertemuan antara sel telur wanita dan sel sperma pria). Prakonsepsi dilakukan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi resiko biomedis, mekanis dan sosial terhadap kesehatan pasangan usia produktif yang berencana untuk hamil.

Lebih lanjut Abidinsyah mengatakan upaya lainnya dalam rangka percepatan penurunan angka prevalensi stunting, BKKBN meluncurkan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT). DASHAT akan ada dalam Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) dan menjadi pusat gizi serta pelayanan pada anak stunting.

Baca Juga :  KemenPPPA Jalin Kemitraan dengan G20 Empower Keluarkan Rekomendasi khusus Promosikan Partisipasi Perempuan

Menurutnya, DASHAT merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu. Melalui pemanfaatan sumberdaya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra lainnya.

“Stunting itu penting untuk diatasi karena angkanya di Indonesia masih sangat tinggi. Melalui Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 yang baru saja ditetapkan. BKKBN ditunjuk sebagai Ketua tim pelaksana percepatan stunting, dan ditegaskan oleh Presiden dalam pidato tanggal 16 Agustus bahwa penurunan stunting harus dilakukan melalui perluasan cakupan seluruh Kabupaten Kota dan harus melibatkan, integrasi lintas institusi,” tuturnya.

Baca Juga :  4,4 Persen Bayi di Kabupaten Buleleng Alami Gangguan Pertumbuhan

Abidinsyah menekankan sangat penting bagi pemerintah untuk mengajak seluruh elemen masyarakat, seperti pihak swasta, organisasi masyarakat, komunitas dan setiap individu untuk mendukung kolaborasi menurunkan angka stunting seperti yang dilakukan oleh ormas JEMARI. “Kami sangat mengapresiasi kepada semua Ormas termasuk JEMARI yang peduli Gizi, karena dengan perbaikan gizi, impian mewujudkan Generasi Indonesia Emas pada tahun 2045 akan menjadi kenyataan,” tutup Ahli Utama BKKBN KEMENKES, Dr. H. Abidinsyah Siregar MKES, MBA, DHSM.

Penulis/editor : Ivan Iskandaria.