Jumat, April 19, 2024
BerandaDenpasarBKKBN - DPR RI Kariyasa Sosialisasi di Sembiran, Stunting Masih Menjadi Ancaman

BKKBN – DPR RI Kariyasa Sosialisasi di Sembiran, Stunting Masih Menjadi Ancaman

SINGARAJA, balipuspanews.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Bali bersama mitra Komisi IX DPR RI Kariyasa Adnyana secara maraton melaksanakan kegiatan Sosialisasi Penguatan Pendataan Keluarga (PK) dan Kelompok Sasaran Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng, Rabu (5/5/2021).

Isu pengentasan dan edukasi tentang bahaya stunting menjadi topik hangat pada kegiatan yang dihadiri puluhan perwakilan masyarakat setempat, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara disiplin, setelah sebelumnya juga melakukan hal yang sama di Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Buleleng.

Kepala Desa Sembiran, I Nengah Sariada mengungkapkan, desa yang juga kampung halaman Gubernur Bali Wayan Koster itu memiliki penduduk sejumlah 1.637 kepala keluarga. Mereka telah mengikuti pendataan dengan jujur dan senang hati karena mereka menyadari, data yang terakumulasi akan menentukan arah kebijakan pemerintah.

Mewakili masyarakat, Sariada mengucapkan terimakasih kepada BKKBN, Komisi IX DPR RI serta semua pihak yang mendukung kegiatan ini.

“Semoga setelah pendataan, desa kami semakin maju,” pungkas dia.

BACA :  Disandingkan dengan Koster Sebagai Calon Wakil Gubernur, Giri Prasta Tunggu Keputusan Megawati

Sementara Anggota Komisi IX DPR RI Dapil Bali I Ketut Kariyasa Adnyana, mewanti-wanti menyampaikan kepada masyarakat Sembiran agar menyampaikan data yang sebenar-benarnya kepada kader pendata. Selain untuk mendapatkan data yang valid, lewat PK juga diharapkan mampu mendeteksi kasus stunting.

“Kami di Komisi IX tidak ingin lagi data kependudukan amburadul. Kami melihat seperti bantuan-bantuan sosial tidak tepat sasaran. Yang kaya malah dapat, terus yang punya hubungan keluarga dengan aparat desa juga dapat. Permasalahan seperti ini yang kita harapkan tidak terjadi lagi setelah pendataan 2021,” kata Kariyasa.

Politisi asal Basung Biu, Buleleng ini melanjutkan, stunting tidak melulu soal gizi buruk, melainkan ketidaksiapan orangtua dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Karena itu, ia menyarankan calon mempelai agar mengikuti konseling yang sudah disediakan BKKBN.

Sebagai bentuk dukungan dan kepeduliannya, Kariyasa menyerahkan ratusan paket kebutuhan pokok dan makanan tambahan untuk ibu hamil serta balita.

“Semoga bisa sedikit membantu,” harapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Agus P. Proklamasi mengutarakan hal senada. Menurut Agus, stunting adalah masalah serius yang disebabkan oleh faktor yang kompleks. Pencegahan yang efektif adalah mengintervensi calon pasangan usia subur (PSU), khususnya perempuan.

BACA :  Pamit Ngaku Service Motor, Kakek Ditemukan Meninggal di Areal Setra Badung

“Jadi lewat pendataan ini, kita akan temukan berapa orang jumlah penduduk perempuan yang usianya di bawah 21 tahun. Mereka akan diintervensi tentang kesehatan reproduksi dan kesiapan mental menjadi calon ibu, agar anak yang dilahirkan berkualitas,” kata Agus.

Pola asuh, masih kata Agus, juga berpengaruh besar pada kualitas generasi bangsa. Ia menyarankan kepada orangtua agar tidak “menitipkan” buah hatinya 100 persen kepada kakek, nenek atau sanak saudara yang lain.

Terkait progres Pendataan Keluarga di Buleleng khususnya dan di Bali pada umumnya, pejabat asal Surabaya ini optimis akan selesai sesuai target paling lambat 31 Mei 2021 mendatang.

“Walaupun ada kendala blank spot khususnya di Buleleng ini, tapi sudah dibantu penuh oleh pemkab berupa pengadaan formulir. Nanti tinggal diinput oleh petugas,” ujar Agus.

Penulis : Budiarta

Editor : Oka Suryawan

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -
TS Poll - Loading poll ...

Most Popular