JAKARTA, balipuspanews.com – Pandemi Covid-19 belum berakhir dan masih harus mendapatkan perhatian serius oleh seluruh masyarakat dunia.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kepala BRIN) Laksana Tri Handoko (LTH) menjelaskan pembentukan BRIN oleh Presiden pada 28 April 2021 lalu, memiliki tiga arahan utama pembentukan BRIN, yaitu sebagai konsolidasi sumber daya iptek, menciptakan ekosistem riset standar global terbuka dan kolaboratif, serta menciptakan fondasi ekonomi berbasis riset yang kuat dan berkesinambungan. Oleh karena itu LTH menyampaikan kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (Litbangjirap) harus dapat melahirkan invensi dan Inovasi untuk turut memberi solusi penanggulan pandemi Covid-19.
“Selama satu tahun pandemi ini tentu memberikan pelajaran yang sangat banyak bagi kita semua, termasuk teman-teman di LPNK dan Perguruan Tinggi, bagaimana upaya kita selama ini melakukan hilirisasi. Kita harus fokus menciptakan ekosistem riset dan inovasi yang baik guna menjadi pondasi Indonesia maju,” ujar LTH saat hadir sebagai pembicara kunci pada webinar ‘Ekosistem Inovasi Teknologi Penanganan Covid-19 : Peta dan Upaya Penguatannya’ yang diselenggarakan secara daring oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Rabu (19/5).
Selanjutnya LTH menyampaikan bahwa riset dan pengembangan terkait vaksin dan alat deteksi Covid-19 masih akan menjadi fokus utama BRIN di tahun ini. Namun hal tersebut tidak menutup kemungkinan untuk tetap mendukung penelitian potensial lainnya agar tetap berjalan. LTH berharap para peneliti dan perekayasa bisa bahu membahu untuk membantu dan mendukung upaya bersama upaya bersama penanganan Covid-19 di Indonesia.
“Pada tahun ini kita akan fokus pada vaksin serta alat deteksi screening. Ini masih dilanjutkan pada tahun ini. Presiden Jokowi sudah mengarahkan agar BRIN terus fokus mendukung pengembangan vaksin dari sisi riset. Dengan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) kita menginisiasi dan konsolidasi para periset kita,” tutup LTH.
Penulis/editor: Ivan Iskandaria.