Bupati Tamba Ancam Akan Cabut Hak Pengelolaan Hutan

Bupati Jembrana, I Nengah Tamba
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba

JEMBRANA, balipuspanews.com– Bupati Jembrana, I Nengah Tamba cukup geram dengan bencana banjir yang memporak-porandakan Jembrana. Bupati Tamba menyebut banjir tahun ini terparah dibandingkan kejadian serupa empat tahun yang lalu.

Musibah tersebut menurutnya, tidak diharapkan terjadi oleh siapa saja. Namun Tamba bersama jajaran berusaha sekuat tenaga untuk mencari solusi sekaligus membantu warga terdampak.

“Kita tidak pernah menginginkan terjadi hal seperti ini, 4 tahun lalu di tahun 2018. Kemarin saya juga sudah langsung mengadakan rapat dengan dinas PU provinsi dan balai termasuk seluruh kepala dinas kemarin saya minta tidak ada yang berkantor.
Semua turun kemasyarakat. Banjir tidak hanya terjadi disini, di Desa Yehembang, di Jembrana hingga di Melaya juga terjadi banjir,” ucapnya.

Bencana ini disebutnya faktor utama memang karena alam, namun faktor lainnya juga karena adanya masyarakat merambat hutan.

Terbukti dari material banjir yang terbawa banyak kayu yang hanyut sudah membuktikan adanya penebangan pohon untuk alih fungsi hutan.

“Saya sudah peringatkan ketua kelompok tani hutan, nanti akan saya kumpulkan masyarakat yang memanfaatkan hutan. Apabila masih terjadi banjir saya akan cabut hak untuk pengelolaan hutan. Saya akan berkoordinasi dengan bapak gubernur karena izin hak pengelolaan hutan oleh pemerintah provinsi,” tegasnya.

Terkait tempat tinggal warga terdampak, bupati mengatakan akan melakukan pendataan terlebih dahulu. Apabila sudah dinyatakan aman, maka warga yang rumahnya masih baik bisa kembali dan tinggal disana. Bupati juga menjamin akan kondisi kesehatan masyarakat termasuk makanan minuman mereka selama tinggal di pengungsian.

“Terpenting sudah terdata sehingga nanti bantuan dapat disalurkan. Saya juga menerima keluhan karena tempat tinggal sudah tidak bisa ditempati. Solusi ini akan coba kita cari. Termasuk berkordinasi dengan bapak gubernur, juga dengan pemerintah pusat,”tandanya.

Penulis: Anom
Editor: Oka Suryawan