Cegah Konflik PHDI Meluas, KMHDI Desak Konsolidasi Terbuka

Ketua KMHDI Pusat, Putu Yoga Saputra
Ketua KMHDI Pusat, Putu Yoga Saputra

DENPASAR, balipuspanews.com – Munculnya Mahasabha Luar Biasa Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) mendapatkan perhatian serius dari Presidium Pimpinan Pusat KMHDI.

Lewat ketuanya Putu Yoga Saputra, KMHDI mendesak pihak-pihak yang berkonflik untuk segera melaksanakan konsolidasi terbuka, guna mencegah konflik berkelanjutan di media sosial (medsos) yang dapat memberi dampak buruk terhadap situasi umat Hindu.

Menurut Yoga, dualisme yang terjadi di PHDI bukanlah satu hal yang diinginkan oleh umat Hindu di Indonesia.

“Seharusnya sebagai majelis tertinggi agama Hindu bisa memberikan contoh yang baik bagi publik, bukan malah sebaliknya,” kata Yoga.

Lebih jauh kata Yoga, adanya PHDI “tandingan” versi memunculkan spekulasi adanya konflik kepentingan di tubuh PHDI.

“Dengan hadirnya PHDI tandingan versi Mahasabha Luar biasa menjelang perhelatan Mahasabha XII PHDI, ini menunjukan bahwa adanya konflik kepentingan dan kekuasaan di tubuh PHDI. Apa yang terjadi saat ini tentu jauh dari cerminan atau gambaran sebagaimana tugas dan kepentingan PHDI yang sesungguhnya,” ujar Yoga.

Yoga mengungkapkan, sebagai majelis tertinggi agama Hindu, PHDI hanya memiliki satu kepentingan, yakni untuk memajukan umat Hindu se-Indonesia.

“Kepentingan PHDI intinya bagaimana memajukan umat Hindu se-Indonesia. Sehingga jika ada kepentingan-kepentingan individu atau kelompok di tubuh PHDI yang diluar kepentingan organisasi tentu ini akan menjadi parasit dan benalu yang bisa berimbas pada umat Hindu di Indonesia,” ungkap Yoga.

Sebagai wadah generasi muda Hindu, KMHDI demikian Yoga, siap menjadi fasilitator dalam proses penyelesaian konflik dualisme Parisadha Hindu Dharma Indonesia.

Atas persoalan tersebut, Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PP KMHDI) menyatakan sikap sebagai berikut :

Mengajak semua pihak untuk menjunjung tinggi ketetapan Mahasabha XI Parisadha Hindu Dharma Indonesia yang diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 2016.

Mendesak kepada pihak-pihak yang berkonflik untuk segera melaksanakan konsolidasi terbuka, guna mencegah konflik berkelanjutan di sosial media yang dapat memberi dampak buruk terhadap situasi umat Hindu yang masih berjuang keluar dari krisis pandemi Covid-19.

Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia siap menjadi fasilitator dalam proses penyelesaian konflik dualisme Parisadha Hindu Dharma Indonesia, sekaligus dalam rangka mengumpulkan Daftar Inventaris Masalah (DIM) yang dapat disampaikan saat Mahasabha XII Parisadha Hindu Dharma Indonesia.

Menginstruksikan Pimpinan Daerah/Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia untuk segera berkoordinasi dengan Parisadha Hindu Dharma Indonesia di daerah masing-masing guna mewujudkan situasi kondusif bagi umat Hindu di daerah.

Penulis/Editor : Oka Suryawan