International, balipuspanews.com – Marija Zlatic adalah wanita pertapa asal Serbia. Selama bertahun-tahun, dia bergantung pada tetangganya yang dengan senang hati berbagi kebahagiaan dan rezeki mereka dengannya.
Orang-orang yang ada di sekitar wanita tua itu memberinya semua yang dia butuhkan dengan ikhlas, tanpa meminta imbalan apa pun.
Pada tahun 1956, Marija dan suaminya, Momcilo, pindah ke Australia dari Serbia. Dia menjadi ibu rumah tangga, sementara suaminya adalah seorang tukang kayu di sebuah pabrik.
Setelah satu setengah tahun, Marija memutuskan untuk kembali ke Serbia untuk merawat ibunya yang sakit. Pasangan tersebut tetap berhubungan awalnya. Namun mendadak, Marija tidak dapat kembali ke Australia saat orang tuanya meninggal.
Sejak itu, hubungan mereka mulai goyah, dan akhirnya, mereka memutuskan untuk berpisah. Bertahun-tahun kemudian, Marija, yang masih hidup sendiri dan sekarang telah memasuki masa pensiun, harus memanfaatkan dana pensiun $ 100 setiap bulannya.
Untungnya, sebagian besar tetangganya memperlakukannya sebagai bagian dari keluarga mereka. Setiap hari ia harus melewati berbagai. Suatu hari, kabar yang luar biasa mulai beredar di masyarakat.
Marija diberitahu bahwa mantan suaminya telah meninggal dunia, dan diketahui bahwa dia telah menjadi seorang kaya raya sebelum meninggal. Janda itu tidak mempercayai cerita tersebut, pada awalnya.
Selama ini, Marija tahu bahwa suaminya telah menemukan istri kedua. Dia juga mengetahui mantan suaminya menderita penyakit yang menrenggut nyawanya.
Beberapa tahun kemudian, dia mendapat kejutan terbesar dalam hidupnya. Marija diberi tahu bahwa dia akan menerima warisan dari mantan suaminya sebesar $ 941.512,58 dolar Australia, hampir setara dengan satu juta dolar AS atau sekitar Rp 12 miliar.
Orang mengira Marija akan memulai hidup baru setelah ia menerima kekayaan dari warisan tersebut. Namun ternyata, wanita tua itu memiliki rencana yang jauh berbeda dengan apa yang dipikirkan orang-orang.
Sebagai isyarat rasa syukur, Marija menyerahkan semua uangnya untuk orang-orang di komunitasnya yang selalu berdiri di sisinya.
“Saya tidak butuh uang. Cukup bagi saya bisa makan roti, minum air, dan memiliki kayu agar rumah saya tetap hangat di musim dingin. Saya tidak butuh uang, jadi saya memberikan seluruh harta saya tersebut kepada mereka. Saya pikir, mereka lebih membutuhkan banyak dana lagi,” katanya. (Berbagai sumber)