
NEGARA, balipuspanews.com- Sakit katarak yang mengakibatkan pandanganya rabun, membuat I Nengah Wetra, frustasi. Sehingga warga banjar Yeh Satang, desa Yeh Sumbul, Mendoyo itu nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Minggu (3/11) sekitar pukul 17.00 Ni Ketut Suteni (40) bermaksud untuk mengambil ember di sebelah timur rumahnya. Saat akan mengambil ember itu, tanpa sengaja pandangan mata Suteni mengarah ke pohon sawo yang tumbuh tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Suteni langsung kaget karena melihat Werta, mertuanya itu tergantung didahan pohon Sawo dengan leher terjerat selandang sutra. Melihat mertuanya itu tergantung dan sudah tidak bernyawa, Suteni kemudian memberitahu iparnya I Kadek Kmbardika (36).
Dan juga melapor ke kelian banjar dan ke Polsek Mendoyo. Setelah diberikan izin, tubuh Wetra kemudian diturukan dari atas pohon sawo.
“Saat ditemukan korban sudah dalam kondisi meninggal dunia, mengenakan celana pendek warna abu-abu, tanpa mengenakan baju, tergantung menggunakan selendang kain sutra warna ungu. Sedangkan dibawah pohon sawo ditemukan sandal jepit milik korban,” ujar Kapolsek Mendoyo Kompol I Made Karsa.
Dari pemeriksaan medis dan tim Inafis Polres Jembrana tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasa di tubuh Wetra yang tingginya 170 Centimeter dan sehari-hari sebagai petani itu.
“Dari keterangan pihak keluarga dan saksi-saksi korban nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri diduga akibat putus asa atas penyakit katarak atau rabun yang dideritanya sejak beberapa tahun terakhir. Atas kejadian tersebut, pihak keluarga menerima dengan ikhlas sebagai musibah, dan tidak akan menuntut pihak manapun,” terangnya. (nm/bpn/tim).