Kamis, Maret 28, 2024
BerandaNasionalJakartaDirektur Eksekutif IAC: Respon Penanggulangan AIDS Harus Berubah

Direktur Eksekutif IAC: Respon Penanggulangan AIDS Harus Berubah

JAKARTA, balipuspanews.com – Situasi pandemic Covid-19 saat ini menyebabkan perlunya banyak modifikasi program guna memastikan Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) bisa tetap dapat. Statistik HIV Indonesia (Kemenkes, 2020) sebanyak 133,000 orang mengakses terapi antiretroviral di 2020 dan 640, 443 orang hidup dengan HIV (Estimasi di 2020) dan Indonesia termasuk negara dengan respon pencapaian hasil terendah dalam penanggulangan HIV di Dunia.

Direktur Eksekutif Indonesia AIDS Coalition (IAC) Aditya Wardhana menyampaikan beberapa bentuk Client Centered Services yaitu ARV Multi Bulan, Pemberian ARV dalam bentuk Kombinasi Dosis Tetap (KDT)/Fixed Dose Combination yang lebih ramah pasien (Kombinasi ARV Tenofovor, Lamivudine, Dolutegravir), Extended services buat layanan ARV dan Viral Load dengan bekerjasama dengan LSM, dan Telemedicines bagi konsultasi dokter dan konselor HIV.

“Pasca dibubarkannya KPAN di 2016, kepemimpinan program penanggulangan AIDS menjadi kabur. Isu HIV hanya terkesan menjadi program yang menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan dan melupakan aspek sosial dan ekonomi di sekitar epidemi HIV,” kata Aditya Wardhana saat konferensi pers dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia 2020, Manusiakan Seluruh Manusia tanpa Stigma dan Diskriminasi secara virtual, Senin (30/11).

BACA :  Mudik Lebaran 2024, Pemerintah Pastikan Kesiapan Jalur Darat

Dijelaskan Aditya, pendanaan program, khususnya bagi mendukung kerja LSM yang menjadi ujung tombak masih mayoritas didanai oleh donor. Adanya realokasi dan refocusing bagi penanganan Covid-19 juga membuat skema penganggaran bagi program HIV menjadi berkurang. Selain itu kerja LSM dan Komunitas belum dipandang sebagai bagian dari struktur sistem kesehatan. Salah satu buktinya, pendanaan bagi kerja LSM dan Komunitas ini belum dianggarkan dari APBN dan APBD.

“Respon penanggulangan AIDS harus berubah. Perkuat kepemimpinan dalam program penanggulangan AIDS dengan membuat Stranas Penanggulangan HIV dan AIDS serta perkuat payung kebijakan anggaran guna mendorong kemandirian pendanaan bagi program penanggulangan HIV dan AIDS,” ungkapnya.

Adopsi praktik terbaik guna mewujudkan respon program yang berorientasi pada kebutuhan pasien, menurut Aditya dengan membuat kebijakan untuk melindungi, menghargai dan menghormati
Hak Asasi dari ODHA dan kelompok yang selama ini termarginalkan.

Lebih lanjut Aditya mengungkapkan pada High Level Meeting – United Nation General Assembly Special Session on AIDS (UNGASS on AIDS) tahun 2016, Pertemuan Tingkat Tinggi di Kantor Pusat PBB tanggal 8 – 10 Juni 2016 yang dihadiri oleh seluruh kepala negara atau perwakilannya dari semua anggota PBB menghasilkan sebuah Political Declaration of Commitment guna mencapai target menyelesaikan persoalan AIDS di 2030 dan memuat sebuah target ambisius guna mencapai target 90-90-90 pada akhir tahun 2020 dan 95-95-95 pada tahun 2030. Indonesia turut hadir dalam KTT ini dan mengadopsi komitment yang dibuat.

BACA :  Komite III DPD RI: 7 Isu di Sektor Pariwisata Tantangan yang Harus Mampu Ditangani

“Untuk mencapai target 90-90-90 itu PBB bilang bahwa kita memerlukan fast track yang harus didukung dengan perubahan mindset, paradigma, cara berpikir, cara bekerja, skema penganggaran dan cara mengukur hasil. Tanpa itu, saya tidak melihat bahkan sampai tahun-tahun kedepannya nanti kita bisa ending AIDS karena angka kasusnya terus meningkat,” kata Direktur Eksekutif Indonesia AIDS Coalition (IAC) Aditya Wardhana.

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI), Baby Rivona menilai Penanggulangan HIV AIDS sekarang ini sudah mundur sementara kita mempunyai target yang ambisius kedepannya.

“Saya melihat penanggulangan HIV AIDS tidak menjadi prioritas buat pemerintah. Ini dapat dilihat dari responnya, pendanaannya dan programnya. Oleh karena itu apakah bisa mencapai targetnya,” tegas Baby Rivona.

Penulis/editor: Ivan Iskandaria.

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -

Most Popular