
BULELENG, balipuspanews.com – Pandemi Covid-19 memang belum berlalu, semenjak kemunculannya membuat banyak masyarakat kehilangan pekerjaan serta menuntut agar bisa hidup ditengah pandemi yang sudah hampir dua tahun.
Meskipun begitu, tak banyak orang masih tetap semangat untuk bertahan sekaligus menciptakan pekerjaan sebagai mata pencaharian baru guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Seperti halnya yang dilakukan Putu Adika Harta Kusuma asal kelurahan Beratan, Kecamatan/ Kabupaten Buleleng.
Sebelumnya pemuda berusia 22 tahun ini sempat bekerja di sebuah hotel yang ada di Kawasan Seminyak, Bali itu mengalami pemberhentian sementara atau dirumahkan dari pekerjaan akibat dari perputaran pada sektor pariwisata yang mengalami keterpurukan karena pandemi Covid-19.
Kendati demikian hal itu tak bisa mematahkan semangatnya untuk mencoba hal baru dalam dunia kerja.
Berbekal hobi atau gemar akan tanaman hias kini ia mencoba menyalurkan hal itu dan bisa menghasilkan keuntungan dimasa pandemi hingga jutaan lebih perbulan dengan membuka stand tanaman hias dipinggir Jalan Mayor Metra serta melayani pembeli via online.
“Soalnya selain jualan saya dari dulu suka tanaman hias dan pas Covid-19 liat-liat ternyata lagi booming tanaman hiasnya, kalau jualan buka stand mulai Februari kalau online juga dari 2020,” ujarnya ketika ditemui balipuspanews.com, Senin (30/8/2021) siang.
Dirinya menceritakan usaha yang diawali sejak dari bulan Mei 2020 hingga Januari 2021 dilakukan secara online dan melayani para pelanggannya dengan cara Cash On Delivery (COD) kemudian membawanya untuk bisa bertahan dan tetap berpenghasilan dimasa pandemi.
Dimana hal yang banyak orang katakan dimasa pandemi kehilangan pekerjaan tidak disangka justru berimbas kepada daya tarik masyarakat akan tanaman hias justru lebih meningkat.
Bermodalkan nekat dan melihat peluang tersebut akhirnya ia memutuskan untuk membuka stand tanaman hias yang berlokasi di pinggir Jalan Mayor Metra yang merupakan salah satu akses jalan utama menuju Kota Denpasar.
Memang tidak gampang baginya memulai buka usaha tersebut. Seperti sudah diberikan jalan, usai dirumahkan untuk membeli tanaman yang akan dijual dirinya memanfaatkan tanaman kesayangannya sebagai modal awal yang pada saat itu memiliki nilai penjualan dengan harga cukup menjanjikan.
Usai berjalan, dan melayani penjualan hingga keluar kabupaten dirinya tidak menyangka dengan adanya beberapa masyarakat menjalani WFH, justru itu menjadi peluang atau kesempatan meningkatnya penjualannya, sebab diketahui dengan adanya WFH pelanggan lebih banyak dirumah untuk menata rumahnya dengan tanaman hias agar tidak penat saat berada dirumah.
Mengenai harga tanaman yang dijualnya memiliki harga bervariasi diantaranya berkisar diharga 10 ribu hingga 400 ribu.
Sehingga Omset atau keuntungan yang didapat dari menjual tanaman hias perbulan bis mencapai Rp 3juta-4juta.
Bahkan ia mengakui untuk saat ini terkait kerugian atau kendala dalam menjalani usaha masih belum ada. Akan tetapi jika nantinya semua kembali berjalan normal tidak menutup kemungkinan akan kembali ke dunia pariwisata dan stand yang telah dibuka akan tetap dijalankannya.
“Kalau pertama kali modalnya dari jualan tanaman yang ada dirumah, dan kebetulan pas itu harganya mahal. Hasilnya saya belikan jenis tanaman yang baru dan dibantu juga teman itu terus dilakukan hingga bisa buka stand seperti sekarang dengan untung yang lumayan,” tuturnya.
Penulis : Nyoman Darma
Editor : Oka Suryawan