DENPASAR, balipuspanews.com – SMP Nasional Denpasar atau yang dikenal (Spenas) menggelar lomba Mesatua, Puisi, dan Nyurat sebagai bentuk pelestarian terhadap budaya Bali yaitu, Bahasa, Aksara dan Sastra Bali. Lomba ini dirangkai dalam momentum Bulan Bahasa Bali IV tahun 2022 yang berlangsung pada Kamis (25/2/2022) bertempat di Aula setempat.
Bulan Bahasa Bali merupakan salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi Bali dalam upaya pelestarian, pengembangan, dan pemajuan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali. Bulan Bahasa Bali IV mengusung tema “Danu Kerthi: Gitaning Toya Ening”, Air Sumber Pengetahuan, bermakna Bulan Bahasa Bali sebagai repreresntasi pengetahuan yang mengalir tiada henti memancarkan kebajikan, kesejahteraan dan kemuliaan dunia.
Tak hanya untuk internal sekolah saja yang dilakukan dengan melombakan antar kelas, lomba juga diberikan untuk partisipasi antar SMP, antar SD yang mendapat partisipasi tinggi dari sekolah-sekolah yang ada di Denpasar, sebagai kota yang berwawasan Budaya.
Ada tiga jenis lomba yang dilaksanakan Spenas kali ini yaitu; lomba nyurat aksara Bali, lomba membaca pusi Bali dan lomba mesatua Bali yang berlangsung selama dua hari pada tanggal 24-25 Februari, bertempat di Auditorium Perdiknas.
Ketua Panitia Putu Oka Juliawan memaparkan peserta yang mengikuti lomba nyurat aksara Bali sebanyak 57 peserta, lomba membaca puisi sebanyak 32 peserta dan lomba mesatua Bali sebanyak 22 peserta.
Juliawan menambahkan, partisipasi masyarakat sangat tinggi, bahkan diluar dugaan, dengan banyaknya peserta terbukti bahwa Bahasa Bali masih banyak diminati.
“Antusias peserta luar biasa, bahkan hingga penutupan kegiatan lomba masih banyak yang ingin mendaftar,” kata Juliawan.
Peserta lomba Bulan Bahasa Bali, Ni Komang Astri Widianti siswa Sekolah Dasar (SD) Tunas Harapan Jaya yang mengikuti lomba Mestua Bali dengan cerita “I Lutung I Ngemaling Isen” dari cerita yang di bawakan, menyampaikan pesan moral yang mengingatkan supaya jangan mencuri apapun dan tetaplah bersikap baik.
Siswa kelas 5 SD ini mengaku merasa gugup, dan degdegan karena baru pertama kali mengikuti lomba.
“Rasanya campur aduk, senang dan deg-degan karena baru pertama kali ikut lomba, tapi saya percaya saya akan menang,” katanya sembari tersenyum.
Sebagai bentuk apresiasi, Spenas menyiapkan penghargaan berupa uang tunai, piala dan setifikat bagi peserta lomba. Namun, kata Juliawan bukan untuk mencari pemenang esensi dari kegiatan ini. Lebih kepada bentuk pelestarian budaya Bali, Bahasa, Sastra dan Aksara Bali yang patut dilestarikan.
Lomba ini sebagai ruang untuk mengasah keterampilan bagi siswa maupun sekolah sebagai bentuk partisipasi dukungan terhadap Program Pemerintah Provinsi Bali yang memmiliki visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.
Penulis: Budiarta
Editor: Oka Suryawan