Jumat, Desember 1, 2023
BerandaNewsEdukasiFokus Pada Dampak Perubahan iklim, Centre for Sustainable Energy and Resources Management...

Fokus Pada Dampak Perubahan iklim, Centre for Sustainable Energy and Resources Management – UNAS Gelar Simposium Internasional

JAKARTA, balipuspanews.com – Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Dies Natalis yang ke-70, Centre for Sustainable Energy and Resources Management – Universitas Nasional, dengan bangga sebagai tuan rumah menyampaikan rangkaian simposium internasional yang berfokus pada dampak perubahan iklim terhadap ekosistem dan jasa lingkungan dan tentang peluang untuk mengurangi dan beradaptasi dengannya. Simposium pertama dalam seri ini diselenggarakan oleh Universitas Nasional dan akan diadakan di Grand Ballroom LIPI, Jakarta.

Topik perdana pada simposium ini adalah Konservasi Primata Indonesia dan Perubahan Iklim. Universitas Nasional akan menghadirkan pembicara nasional dan internasional dengan keahlian yang mereka miliki seperti perubahan iklim, ekologi primata dan konservasi. Simposium ini terselenggara atas dukungan PT. North Sumatera Hydro Energy.

Konteks dan Ruang Lingkup Simposium
Prof. Dr. Jatna Supriatna selaku Direktur Research Center for Climate Change (RCCC) Universitas Indonesia mengatakan Indonesia saat ini adalah penghasil emisi GRK (Gas Rumah Kaca) terbesar keempat di dunia.

Penggerak utama emisi adalah efek gabungan dari Pertanian, Kehutanan dan Penggunaan Lahan Lainnya (44%) dan pembangkit energi (37%).

Prof. Dr. Gusti Zakaria Anshari selaku Peneliti di Universitas Tanjung Pura mengatakan selain pengeringan rawa dan hutan gambut Indonesia yang luas sebagai akibat perubahan penggunaan lahan telah menghasilkan peningkatan emisi GRK.

“Jika tidak dimonitor perubahan iklim dan faktor-faktor penggeraknya, menghasilkan risiko signifikan bagi ekosistem hutan tropis yang mendukung primata Indonesia dan jasa lingkungan yang vital lainnya,” kata Gusti Zakaria Anshari.

Simposium ini dibuat sebagai dukungan serta pengakuan atas kebutuhan mendesak untuk mengatasi perubahan iklim serta mengurangi beban ekonomi dari impor bahan bakar fosil, berdasarkan Komitmen Iklim Indonesia, Indonesia berencana untuk mengurangi emisi GRK sebesar 29-41% pada tahun 2030 melalui perluasan yang cepat dari penggunaan alternatif energi rendah karbon yang tersedia seperti hidro – tenaga listrik dan panas bumi, dikombinasikan dengan perubahan dalam praktik kehutanan dan penggunaan lahan.

BACA :  UNAS Bersama Yayasan IKATF Unas dan BKTF PII Gelar Seminar Peran Sentral Teknik Fisika Dalam Bidang Riset Dan Industri 4.0

Peluang juga bisa ada untuk teknologi angin, matahari dan lainnya tergantung pada karakteristik lokasi. Untuk setiap tindakan, sangat penting bahwa langkah-langkah untuk mengimbangi perubahan iklim didasarkan pada pemahaman yang jelas tentang fungsi ekosistem lokal sehingga mereka dapat dirancang, dimonitor dan dimitigasi dengan cara yang menghasilkan pengurangan bersih dalam GRK sambil meminimalkan tapakekologi mereka.

Sebagai contoh, pengembangan kebutuhan listrik tenaga air memerlukan intervensi di sepanjang sungai untuk menciptakan pengumpulan arah air sebagai penggerak turbin dalam pembangkit tenaga listrik oleh air.

Dalam kasus-kasus seperti itu, berkurangnya tapak ekologi per megawatt (MW) yang dihasilkan dapat dicapai di lokasi dengan kemiringan lebih tinggi atau dengan beberapa desain “run-off-river”.

Pengembangan panas bumi juga dapat memerlukan pembukaan lahan dan gangguan yang signifikan mulai dari sekitar 0,4 ha hingga lebih dari 3 ha per MW tergantung pada kondisi lokasi dan produksi yang ditargetkan.

“Simposium ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang lebih holistik tentang interaksi potensial dari perubahan iklim dan ekologi primata Indonesia dan untuk memberikan informasi yang lebih baik tentang program-program perubahan iklim Indonesia.” Dr. Sugardjito, Direktur Pusat Studi Energi Berkelanjutan dan Manajemen Sumber Daya (CSERM) Universitas Nasional juga menambahkan bahwa topik yang akan dibahas adalah: prediksi perubahan iklim; dampak potensial proses biofisik penting; dampak potensial terhadap fisiologi dan perilaku primata; dan penggunaan lahan. (Ivan/BPN/Tim).

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -

Most Popular