Singaraja, balipuspanews.com — Impian masyarakat Buleleng untuk memiliki jalan penghubung Singaraja-Denpasar dengan jarak yang singkat, kini sudah terealisasi.
Pengerjaan mega proyek pembangunan jalan baru batas kota Singaraja-Mengwitani di Kilometer 57-59 resmi dimulai. Pembangunan jalan sepanjang 1,9 kilometer di titik 5-6 ini ditandai dengan peletakan batu pertama atau ground breaking yang dilakukan oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster, Rabu (14/11) siang di Banjar Amerta Sari, Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada.
Proses peletakan batu pertama dihadiri sejumlah pejabat. Diantaranya Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VIII Bali-Jatim Ketut Darmawahana, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna.
Peletakan batu pertama ditandai dengan menekan tombol sirine sebagai simbol proyek secara resmi mulai dikerjakan.
Kepala BBPJN Wilayah VIII Bali-Jatim Ketut Darmawahana mengatakan pembangunan jalan baru batas kota Singaraja-Mengwitani sepanjang 1.950 meter dan lebar 11 meter ini dianggarkan sebesar Rp 140 miliar. Ruas jalan ini dibangun dari wilayah Desa Wanagiri (Pura Yeh Ketipat) ke arah timur kemudian masuk ke wilayah Desa Pegayaman, serta tembus di Banjar Wirabuana Desa Gitgit.
Mega proyek ini dikerjakan rekanan Adi Cipta KSO dengan durasi pengerjaan selama 14 bulan atau selama 418 hari secara multiyears. Pengerjaannya ditarget rampung pada Desember 2019 mendatang.
Jalan ini dirancang memiliki kelandaian maksimal 6 persen. Kelebihannya, jalan baru ini dapat memangkas tikungan dari awal yang jumlahnya mencapai 15 tikungan menjadi 5 tikungan. Itu berarti kecepatan yang sebelumnya berkisar hanya 15-20 km/jam dapat ditingkatkan menjadi 40 sampai 60 km/jam.
“Efisiensi jarak memang tidak terlalu dipangkas. Tetapi dari segi waktu karena kecepatannya bertambah, semula 15-20 km/jam dapat ditingkatkan menjadi 40-60 km/jam. Sehingga kalau eksitingnya bisa memakan waktu 7 menit dipangkas menjadi 3 menit,” ujar Darmawahana.
Sementara, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, mengaku sangat bersyukur karena dengan dibangunya jalan ini, impian masyarakat Buleleng telah dijawab oleh Pemerintah Pusat. Bupati Suradnyana menegaskan, ini merupakan langkah nyata dukungan pemerintah untuk keseimbangan Bali Utara dan Bali Selatan.
“Pasca dibangunnya jalan ini, mulai hari ini saya akan menata SDM, sosial budaya dengan baik, tata ruang yang baik, sehingga setelah ini berkembang ruang-ruang di Buleleng masih tetap seperti semula,” katanya.
Disinggung terkait dampak ekonomi, Bupati Suradnyana mengaku optimis perekonomian di Buleleng akan semakin bergeliat. Sebab, selama ini yang menjadi persoalan utama di Buleleng adalah masalah aksesibilitas.
“Inilah wujud pemerataan antara Utara-Selatan. Kalau menyangkut potensi Buleleng memang luar biasa. Kami optimis setelah ini dibangun akan berdampak positif terhadap perekonomian di Buleleng. Wisatawan tidak akan enggan datang ke Buleleng karena aksesnya lancar, Warga Buleleng tidak lagi berdesak-desakan ke Denpasar untuk mengadu nasib. Tinggal kami memberdayakan masyarakat,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Bali I Wayan Koster tak menampik jika Bali memang sangat terlambat dalam pembangunan infrastruktur. Terlebih Bali sebagai destinasi wisata yang harus ditopang oleh infrastruktur yang memadai.
“Dampaknya yang jelas transportasi akan menjadi lebih lancar. Ekonomi menjadi lebih bergeliat dan investor akan mulai melakukan kegiatan ekomomi di Utara. Inilah wujud pemerataan pembangunan antara Utara-Selatan,” ungkap Koster.
Koster menambahkan dalam lima tahun kedepan ini, pihaknya akan fokus membangun infrastruktur di Bali. Baik itu di darat, laut dan udara. Dengan harapan, seluruh wilayah di Bali dapat terkoneksi secara terintegrasi.
Bahkan pihaknya sudah mengalokasikan dana hingga Rp 200 miliar untuk dana pembebasan lahan jalan titik 1, 2, 7, 8, 9 dan 10. Sedangkan dana pembebasan lahan titik 3-4 dan 5-6 sudah dialokasikan di APBD Provinsi Bali 2018. Pembangunan akan dilakukan secara bertahap.
“Selanjutnya tahun depan akan dibangun jalan dititik 3 dan 4 di Tabanan. Kemudian tahun 2020 di titik 7 dan 8. Pada tahun 2021 dilanjutkan pada titik 1, 2, 9, dan 10. Nanti kalau jalan titik 1-10 tuntas, jarak Buleleng-Denpasar hanya ditempuh selama 1,5 jam saja,” pungkasnya. (Ardi/Tim/BPN)