Jumat, Maret 29, 2024
BerandaJembranaGuru Meninggal di Kamar Kos

Guru Meninggal di Kamar Kos

NEGARA, balipuspanews.com – Warga banjar Candikusuma, Kecamatan Melaya, Sabtu (14/11), dikagetkan oleh meninggalnya salah satu penghuni rumah kos disana. Penghuni kos milik Matsum,45, itu yakni I Ketut Yarka,49, seorang guru PNS warga Banjar Moding Kaja, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya.

Sebelum meninggal, pada Jumat (13/11), yarka sempat mengeluh sakit kepala dan lemas. Oleh Ni Komang Sunantri,49, sepupunya yang beralamat di Lingkungan Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana sekitar pukul 17.30 diajak berobat ke dokter di Banjar Anyarsari Kauh, desa Nusasari.

Yarka didiagnosa mengalami tensi rendah karena saat diukur tensinya hanya 70. Setelah diberikan obat, Yarka lalu kembali ke kos. Lalu Sabtu sekitar pukul 06.30 Sunatri datang ke kos Yarka karena di telpon oleh Ni Komang Yarmadi,55, warga Banjar Dangin Berawah, desa Perancak, kecamatan Jembrana.

Yarka sempat meminjam sepeda motor untuk keluar membeli nasi. Sepulang dari beli nasi, Yarka lalu makan dan minum obat. Namun saat Sunantri hendak pulang ke kerumahnya, tiba-tiba dia melihat Yarka terjatuh.

BACA :  Malam Pertama HUT Kota Singaraja Diklaim Perputaran Ekonomi Capai Angka Rp 138 Juta

Melihat Yarka terjatuh Sunantri lalu meminta pertolongan kepada tetangga di sekitar rumah kos itu. Tidak lama kemudian Yarka tidak sadarkan diri dan akhirnya meninggal dunia.

“Korban meninggal dunia di tempat kos nya. Korban meninggal dunia diduga karena menderita sakit pusing dan lemas,” ujar Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yogie Pramagita, ketika dikonfirmasi.

Meninggal Yarka itu kemudian diinformasikan ke istrinya IGA Putu Suadnyani,70, yang juga berkerja sebagai guru.

Dari pemeriksaan tim Inafis Polres Jembrana, di tubuh Yarka yang nemiliki tinggi 172 centimeter itu tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan. Sedangkan dari pemeriksan medis saat meninggal Yarka dalam keadaan tidur terlentang tidak memakai baju dan menggunakan celana pendek warna hitam mirip bunga bunga.

“Dari pemeriksaan fisik kepala tidak ada tanda-tanda kekerasan. Di punggung didapatkan lebam mayat menetap tidak ada tanda-tanda kekerasan dan pada kelamin ditemukan ada cairan. Istri dan keluarga juga merelakan kepergian korban dan menolak untuk dilakukan otopsi karena benar korban meninggal karena menderita sakit,” jelasnya.

BACA :  Bagi Yuliarsana, Pelayanan BPJS Kesehatan Sangat Canggih dan Informatif

Penulis/Editor : Anom/Oka Suryawan

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -

Most Popular