Singaraja, balipuspanews.com — Jenazah Kadek Pariani (33) seorang terapis spa yang bekerja di negara Turki akhirnya dapat dipulangkan kembali ke tanah air. Kabar baik ini disampaikan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Buleleng, Made Dwi Priyanti Koriawan saat dikonfirmasi pada Kamis (28/6).
Kadis Priyanti menyebut, jenazah wanita asal Banjar Alassari, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng itu akan tiba di Bali pada Jumat (28/6).
Nah, untuk biayanya, ditanggung sepenuhnya oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang ada di Turki.
Lanjut dia, berdasarkan informasi dari pihak KBRI sebut Koriawan, jenazahnya akan diberangkatkan dengan menggunakan pesawat. Namun, pesawat tersebut akan mendarat terlebih dahulu di Bandara Internasional Soerkarno Hatta karena jenazah akan diserahterimakan terlebih dahulu kepada Kementerian Luar Negeri RI dan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI).
Setelah serahterima, jenazah kemudian langsung dikirim melalui penerbangan domestik dengan pesawat Lion Air JT38 Eta ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar.
Diperkirakan, jenazah wanita yang telah dikaruniai satu orang anak ini akan tiba di Buleleng pada Jumat siang.
“Setelah serah terima dari Kementerian dan BP3TKI, kemudian BP3TKI, baru menyerahkan ke kita (Disnaker Buleleng). Jenazah sampai di Buleleng besok (Jumat), mungkin siang hari,” ujarnya.
Biaya pengiriman jenazah ini ditanggung sepenuhnya oleh pihak KBRI. Ihwal status Kadek Pariani apakah sebagai tenaga kerja legal atau ilegal dikatakan Koriawan hanya dapat dijelaskan oleh pihak BP3TKI.
“Kalau statusnya legal atau ilegal, ditanyakan besok saja ya dengan pihak BP3TKI saat mengantarkan jenazah ke rumah duka. Sebutannya sekarang juga bukan TKI melainkan Calon Pekerja Migran Indonesia, sesuai dengan Undang-undang baru,” tutupnya.
Sebelumnya, tersiar kabar Kadek Pariani (33), Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Banjar Alas Sari, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng meninggal dunia di Turki. Konon, penyebab meninggalnya lantaran mendiang Pariani mengidap penyakit cukup serius.