Jumat, April 26, 2024
BerandaKlungkungHujan Deras Tandai Ngaben Massal Warga Banjar Jelantik Kuribatu,Tojan Klungkung

Hujan Deras Tandai Ngaben Massal Warga Banjar Jelantik Kuribatu,Tojan Klungkung

Semarapura,balipuspanews.com- Hujan deras menandai prosesi ngaben massal warga banjar Jelantik Kuribatu, Tojan, desa pakraman Gelgel, Klungkung Selasa ( 7/8) 2018. Dalam kondisi hujan warga menyemut beriringan mengusung bade untuk melengkapi prosesi yang diikuti 28 sawe itu.

Bade  diusung melewati depan Banjar Jelantik Kuribatu,Desa Tojan  sebelum akhirnya sampai dilokasi petak yang berada diwilayah Banjar Minggir Desa Gelgel.  Warga kemudian diarahkan oleh  kordinator upakara  Jro Mangku Made Sumerta  untuk menaikkan sawe yang ada dipetak untuk disemayamkan di bade dengan tempatnya digilir sesuai dengan usia maupun jabatan Sang Pitara saat mereka masih hidup.

Jika sebagai pinandita semasa hidupnya, sawenya wajib ditaruh paling atas diantara sawe lainnya atau usianya lebih tua dari sawe lainnya yang diaben.

Sesaat kemudian iringan Bade mulai bergerak menuju setra Bugbugan Desa Pekraman Gelgel dengan pengubes  ubes yang dilakukan  Ida Brahmana dengan simbol burung kasuari sebagai wujud mengantar roh yang akan diaben menuju alam nirwana. Di setra, setelah diupacarai oleh  Jro Mangku Dalem Di Gede dan diperciki tirta suci, prosesi pembakaran dimulai.

BACA :  Klungkung Siapkan 808 Atlet untuk PORJAR Provinsi Bali Tahun 2024

Usai proses pembakaran kerangka (Sawe),  abu bekas pembakaran ditaruh ditempat suci yang berbentuk tandu singgasana yang diusung 4 orang krama  sebagai wujud kendaraan sebelum dirarung di dipantai Jumpai,Klungkung.

Kelian Banjar Nyoman Mujana pada kesempatan itu menyampaikan rasa syukur dan terimakasihnya  kepada seluruh krama banjar dengan telah berjalannya ritual ngaben massal ini dengan lancar.

“ Selaku Kelian banjar Jelantik Kuribatu Desa Tojan , saya menyampaikan rasa syukur pada Hyang Widhi dengan telah berjalannya upakara pengabenan massal ini dengan baik dan lancar berkat dukungan seluruh krama Banjar,”pungkasnya.

Sebelumnya, sebagai wujud kebersamaan  warga mempersiapkan puncak acara pengabenan  dengan acara mebat bareng  dengan memotong babi, ayam maupun itik dan diolah dijadikan lawar dan sate dan dipungkasi dengan makan bersama yang lebih dikenal dengan tradisi megibung. ( roni/bas)

 

 

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -
TS Poll - Loading poll ...

Most Popular