
KARANGASEM, balipuspanews.com – Padatnya pamedek yang menghaturkan Bhakti di Pura Agung Besakih selama prosesi Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) berdampak pada ketersediaan air bersih di fasilitas penataan kawasan suci Pura Agung Besakih. Padahal, fasilitas yang baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo itu bernilai ratusan miliar rupiah.
Kondisi ini diakui oleh Kepala Bidang Pengelolaan Lingkungan dan Keamanan Badan Pengelolan Fasilitas Kawasan Suci Pura Besakih, Ida Bagus Suyasa saat dikonfirmasi, Kamis (20/4/2023).
Ia mengatakan, selama IBTK di Pura Agung Besakih pihaknya masih kewalahan dalam mencukupi suplay kebutuhan air pada fasilitas penataan yang ada khususnya untuk kebutuhan toilet.
Pasalnya, hingga kini untuk memasok air, pihaknya menggunakan bantuan mobil tangki untuk mengangkut air sejauh 5 kilometer dari sumber air Arca menuju tangki penampungan fasilitas penataan kawasan Pura Agung Besakih.
“Ini jaraknya 5 kilometer dari Besakih. Armada yang beroperasi sudah 12 unit mobil setiap harinya. Tapi masih kewalahan dengan membludaknya pemedek. Kita disini baru pertama kali punya fasilitas toilet sebegitu banyak, yang terdiri dari 3 lokasi utama.
Itu artinya kita punya 3 grondtank yang rata rata berkapasitas 220 M3. Tiap gedung setidaknya ada 80 closet duduk belum Urinoir dan wastafel,” ujar Ida Bagus Suyasa saat dihubungi.
Sebenarnya dikawasan Pura Agung Besakih sudah terdapat jaringan PDAM, hanya saja dikatakan Suyasa air tidak setiap hari mengalir. Untuk aliran ke masyarakat mengalir 3 hari sekali bahkan bisa mengalir hingga 7 hari sekali. Oleh karena itu, pihaknya harus mensuplai kebutuhan air menggunakan kendaraan tangki.
“Inilah salah satu alasan kenapa kita buka – tutup toilet, selain itu prilaku masyarakat kita masih kurang dalam membuang sampah. Tisu, makanan dibuang di wastafel. Di closet bahkan pempers dan pembalut masuk.
Akibatnya saluran jadi buntu. Ini butuh penutupan beberapa waktu. Pada gedung dengan tipikal toilet yang banyak, tidak sesederhana memperbaiki masalah seperti toilet di rumah tangga,” imbuh Suyasa.
Penulis: Gede Suartawan
Editor: Oka Suryawan