JAKARTA, balipuspanews.com – Indonesia mengajak negara-negara ASEAN untuk mengarusutamakan Bali Agenda for Resilience (BAR) di kawasan regional. Hal ini sebagai tindak lanjut dari Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ke-7 pada 23 – 28 Mei 2022 di Bali.
Ajakan ini disampaikan Direktur Pengembangan Strategi BNPB Agus Wibowo dalam ASEAN Committee for Disaster Management (ACDM) ke-40 yang berlangsung secara daring, Selasa (21/6/2022).
Agus berharap negara-negara ASEAN mengusung Agenda Bali untuk Resiliensi (BAR) dalam forum internasional berikutnya, seperti Forum Politik Tingkat Tinggi tentang Pembangunan Berkelanjutan/ High-Level Political Forum (HLPF) on Sustainable Development ke-10 di New York, Amerika Serikat yang diagendakan pada Juli 2022. Pertemuan ini akan diadakan dari (5 Juli hingga 7 Jul) dan dari (11 Juli hingga 15 Juli) 2022.
Selain itu, pemerintah Indonesia juga berharap Agenda Bali untuk Resiliensi (BAR) juga menjadi tema yang diusung ASEAN di forum Konferensi Tingkat Menteri Asia-Pasifik tentang Pengurangan Risiko Bencana/Asia-Pacific Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (APMCDRR). Konferensi ini akan diadakan di Brisbane, Queensland, Australia pada 19-22 September 2022.
“Bagi Indonesia, ini merupakan perhatian khusus untuk menyiapkan dan menindaklanjuti BAR serta visi resiliensi berkelanjutan dalam dokumen negara, kertas posisi dan pernyataan resmi pada forum internasional tersebut,” ujar Agus yang juga Ketua Delegasi Indonesia pada ACDM.
Agus juga menekankan agar hasil yang telah dirumuskan dalam BAR menjadi perhatian khusus untuk mengajak berbagai pihak, khususnya mitra non-pemerintah dalam pengarusutamaan Bali Agenda untuk Resiliensi dan resiliensi berkelanjutan dalam berbagai forum dalam negeri.
Sementara itu, Agus menggarisbawahi pernyataan Presiden Joko Widodo dalam pembukaan GPDRR ke-17. Presiden sendiri menawarkan kepada komunitas internasional mengenai konsep resiliensi berkelanjutan untuk menyikapi risiko.
“Resiliensi berkelanjutan dapat dicapai dengan penguatan kesiapsiagaan budaya serta kelembagaan yang partisipatif responsive dan adaptif,” ujarnya.
Hal tersebut harus diinvestaikan oleh setiap negara dalam sains, teknologi dan inovasi, termasuk memastikan akses anggaran dan transfer teknologi.
“Resiliensi berkelanjutan juga dapat dicapai dengan membangun resiliens terhadap potensi bencana, perubahan iklim dan infrastruktur,” tambahnya.
Resiliensi ini perlu komitmen bersama pada tingkat lokal, nasional dan global.
Pada kesempatan itu, Indonesia mengucapkan terima kasih kepada negara-negara ASEAN yang telah berpartisipasi selama GPDRR ke-7. Agus berharap hasil GPDRR dapat menjadi masukan untuk ACDM dalam menyusun dan melaksanakan program-program kerja.
Penulis : Hardianto
Editor : Oka Suryawan