Singaraja, balipuspanews.com – Kunyit yang dihasilkan di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan menjadi primadona di pasar lokal Buleleng. Berangkat dari hal tersebut, kunyit kemudian diolah oleh warga setempat warga setempat menjadi minuman sehat yang menyegarkan.
Pengolahan hasil panen kunyit di Desa Bengkala merupakan hasil dari pengembangan Kawasan Ekonomi Masyarakat (KEM) yang ditujukan kepada keluarga penyandang tuli bisu khusus di Desa Bengkala. KEM tersebut selain dijadikan sebagai pusat pengembangan ekonomi di Bengkala juga sebagai sarana untuk mempertunjukkan Janger Kolok.
Salah satu produksi minuman dari tanaman kunyit dikembangkan oleh Kadek Sami istri dari Wayan Ngarda, salah satu penyandang tuli bisu di Desa Bengkala.
Berbekal peralatan sederhana serta kebun tanaman kunyit yang terletak di belakang rumahnya, Sami kemudian memulai usaha kecil menengah dengan cara pengolahan sederhana.
Kadek Sami mengolah kunyit menjadi minuman jamu yang ia olah dengan cara yang sangat sederhana, semisal pisau, lumpang, blender.
Kunyit yang dipakai jamu yakni, pada umbi yang sudah tua. Setelah dipanen, kunyit mulai dipisahkan, antara ubi dan pohonnya. Ubi kunyit mulai dibersihkan mengilangkan sisa-sisa tanah yang menempel. Proses pembersihan boleh dibilang cukup sederhana, hanya dengan menggunakan air untuk menghilangkan tanah dan kotoran yang melekat pada kulit luar tanaman kunyit tersebut.
Setelah benar-benar bersih, selanjutnya kunyit itu dikupas, lalu ditumbuk hingga hancur. Nah, untuk mendapatkan hasil tumbukan yang lebih halus, kunyit di blender kembali. Kunyit yang telah dihaluskan mulai dimasak dengan dicampur asam, gula aren dan air.
Nah, campuran kunyit asem dan gula aren itu direbus hingga mendidih, setelah mendidih, sari kunyit ini didinginkan, untuk selanjutnya dikemas dalam botol plastik. Jamu kunyit menyegarkan itu pun kemudian siap untuk diedarkan.
Berkunjung ke dapur Kadek Sami, Sabtu, (6/5), nampak ia mengolah kunyit sebanyak tiga kilogram dan menghasilkan minuman sehat sari kunyit berjumlah 50 botol. Sami dengan cekatan mengemas botol-botol itu dimasukkan kedalam seduah kardus untuk selanjutnya jamu tersebut ia jual ke kios serta warung yang sudah menjadi langganan tetapnya. Jarak pengiriman jamu itu pun terbilang sudah terjadwal dengan rapi, Sami rutin mengirim jamu setiap tiga hari sekali.
“Produk jamu ini dijual di warung-warung di Desa Bengkala, Tamblang dan daerah lainnya di Kecamatan Kubutambahan,” terangnya.
Proses pembuatan jamu kunyit itu, diakui Sami terbilang dimulai. Lantaran baru, ia pun menjual produk itu masih dengan harga promosi. Per botol dibanderol dengan harga Rp 5 ribu sampai dengan Rp 6 ribu.
“Kalau diambil di tempat (rumah) harganya Rp 5 ribu, namun jika menjajakan sendiri harganya Rp 6 ribu. Minuman ini tahan selama empat hari jika disimpan di dalam lemari pendidingin,” ungkap Sami.
Di sisi lain, kandungan vitamin yang ada di dalam ubi kunyit diantara vitamin B1, B2, B6, B12 dan vitamin E, sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Kunyit dapat bermanfaat sebagai antidioksidan dalam tubuh serta mengobati sakit maag, diare, jantung dan penyakit alzheimer atau penurunan fungsi otak. Sedangkan bagi para perempuan sari kuyit juga bermanfaat mecegah jerawat, penuaan dini, mencegah pigmentasi pada wajah dan dapat mencegah nyeri saat haid.