RENDANG, balipuspanews.com – Bali tak terlepaskan dari dunia gaib, seorang juru terang atau pawang hujan Jro Tapakan Mangku” asal Desa Pesaban, Rendang, Karangasem mendadak kerauhan dan meminta warga mempersembahkan nasi wong-wongan barak lan selem atau merah hitam sebagai tebusan “tetadahan” atau tumbal Ida Ratu Kabeh pada hari esok Rahina Kajeng Kliwon, Selasa (14/4/2020).
“Ya Mangku Dengdeng (Juru terang,red) mendadak kerauhan pas Purnama Kedasa pada Selasa (7/4 2020) pukul 23.00 wita disaksikan oleh keluarganya,” Kata I Wayan Sumerta, kerabat Mangku Dengdeng, Senin (13/4/2020).
Dalam kesempatan itu, Sumerta sempat menginformasikan kepada Satgas Gotong Royong Penanggulangan COVID -19 Pesaban.
“Situasi mangkin (COVID-19 mewabah,red) niki dikatakan gering, wenten duka saking Ida Ratu Kabeh keni keromon romonan ring luhur, dan dikatakan mencari lelabahan berupa hati paru artinya alam lagi kotor dan minta tumbal,” jelasnya.
Supaya terhindar dari bahaya, Sumerta meneruskan petunjuk Mangku Dengdeng agar Krama mempersembahkan nasi wong-wongan yang dipersembahkan
Di lebuh( pemesune) atau depan rumah.
Adapun persembahannya itu yakni Nasi wongwongan warna selem mebatis akatih (nasi wong wongan berwarna merah dan hitam berkaki satu).
Nasi kepelan selem akepel
Me ulam kacang komak megoreng
Ngaturang pejati di pemesune atau nasi segenggam dengan daging kacang komak di goreng serta menghaturkan pejati.
Doanya dipersembahkan di mantrakan
” Katur ring ida ratu kabeh catur gering nunas….dan seterusnya (dados nunas sendri yang penting ditujukan ke ida nike)
Di kemulan Katur pejati rong paling kelod ke atur ring Ida Betara Lingsir
Dinatar ajeng Kemulan katur nasi wong wongan mewarna barak, nasi kepelan barak akepel Me ulam kacang komak goreng dipersembahkan dengan mantra “Katur ring ida ratu gede mastali i kiber sari nunas…..dan seterusnya (tambahin doa soang soang )
“Niki mangda dilaksanakan pada hari Kajeng Kliwon Anggarkasih Tambir tanggal 14 April,” jelasnya.
Menurutnya Informasi disampaikan untuk sebagai bahan pertimbangan.
“Niki sifatnya kepercayaan, karena banyak juga kurang percaya dengan namanya kerauhan, kirang langkung Nunas ampura yening wenten iwang atau mohon maaf kalau ada yang salah,” jelasnya. (Art/BPN/tim)