Jumat, Maret 29, 2024
BerandaNasionalKearifan Masyarakat Adat Terhadap Pandemi COVID-19

Kearifan Masyarakat Adat Terhadap Pandemi COVID-19

JAKARTA, balipuspanews.com – Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat (KMA) melakukan Mitigasi Masyarakat Adat Terhadap Pandemi COVID-19. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan pemetaan yang komprehensif mengenai dampak pandemi COVID-19 pada masyarakat adat.

“Laporan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran terkait dampak pandemi COVID-19 serta bagaimana upaya adaptasi dan mitigasi (pengurangan dampak/risiko) masyarakat adat di Indonesia, yang memiliki karaktersitik berbeda-beda. Laporan ini digali dari para pendamping dan anggota masyarakat adat di lapangan selama pandemi,” jelas Direktur KMA, Sjamsul
Hadi, dalam webinar Bincang Ruang Adat dan Budaya “Baruga”, Selasa (15/2).

Menurut Sjamsul masyarakat adat seringkali memiliki akses yang sangat terbatas terhadap fasilitas kesehatan modern, seperti rumah sakit, klinik, dan puskesmas. Masyarakat adat juga harus menghadapi tekanan ekologis, konflik lahan, hingga kehilangan sumber daya utamanya.

“Minimnya ketersediaan dan akses terhadap fasilitas dasar kesehatan, penyebarluasan disinformasi terkait pandemi, hingga distribusi vaksin yang tidak merata semakin menambah
kerentanan masyarakat adat, khususnya di Indonesia,” ungkapnya.

BACA :  Pemilu 2024 Belum Penuhi Kuota 30 Persen Keterwakilan Perempuan, Bamsoet: Permudah Akses Perempuan

Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid mengatakan sangat penting dalam dalam strategi penanganan dampak pandemi pada masyarakat adat untuk memperhatikan latar belakang (kekhususan/keragaman) masyarakat adat yang berbeda-beda di setiap wilayahnya. Penangan berbasis karakteristik khusus masyarakat adat ini akan mendorong penanganan
pandemi yang lebih berkeadilan, terutama bagi masyarakat adat yang telah memiliki kerentanan sebelum pandemi untuk mendapatkan prioritas penanganan.

“Sedangkan masyarakat adat yang masih tertutup dan telah memiliki sistem pengendalian internal yang kuat, sebaiknya tidak diganggu oleh kedatangan orang luar yang justru akan
merusak pertahanan alamiah mereka” jelas Hilmar.

Laporan merekomendasikan pentingnya dilakukan pemetaan yang lebih sistematis dan berkala untuk memotret situasi Masyarakat Adat di Indonesia. Pandemi COVID-19 ini memberi pelajaran pentingnya pendataan yang akurat dan waktu nyata, sehingga bisa diambil langkah-langkah yang tepat sesuai situasi dan kebutuhan masyarakat adat yang beragam.

Penulis/editor : Ivan Iskandaria.

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -

Most Popular