
JAKARTA, balipuspanews.com– Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022 mendatangkan banyak manfaat. Selain peningkatan dari segi materi seperti meningkatnya PDB (pendapatan domestik bruto), meningkatnya investasi dari luar negeri, penyelenggaraan KTT G20 juga akan menambah penciptaan lapangan kerja, juga penyerapan tenaga kerja.
Gelaran KTT G20 diprediksi akan menciptakan kontribusi sebesar 533 juta dollar AS atau sekitar Rp7,4 trilun pada PDB Indonesia. Juga peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun.
Sejauh ini manfaat G20 telah didapat sejak persiapannya ditetapkan sejak 1 Desember 2021 lalu.
“Di Bali juga kami memiliki beberapa informasi, bahwa G20 menjadi pendorong utama bagi bangkitnya Bali,” ucap Nyoman Shuida, Staf Ahli Bidang Pemanfaatan Sumber Daya Kemaritiman, Kemenko PMK dalam konferensi pers #G20Updates Persiapan KTT G20 di Bali dengan tema “Manfaat G20 untuk Masyarakat” secara virtual, Kamis (3/11/2022).
Dari sektor pariwisata, gelaran G20 berkontribusi terhadap proyeksi peningkatan wisatawan mancanegara hingga 1,8 juta – 3,6 juta. Juga menciptakan sekitar 600 ribu —700 ribu lapangan kerja baru dalam berbagai sektor antara lain kuliner, fesyen, dan sektor lainnya.
Rangkaian kegiatan KTT G20 juga melibatkan usaha mikro, kecil menengah (UMKM) dan menyerap tenaga kerja sekitar 33.000 orang.
Presidensi G20 juga akan mendorong investasi pada UMKM dalam negeri, mengingat saat ini 80% investor global berasal dan negara-negara G20.
Meski baru bersifat prediksi, Shuida mengaku potensi manfaat dari perhelatan Presidensi G20 di Indonesia telah dirasakan dampak positifnya.
“Kepastian capaian yang ril memang baru akan bisa didapatkan setelah dilakukan analisis pasca selesainya pelaksanaan kegiatan G20,” ujarnya.
Shuida meyakini pertemuan ini akan berdampak pada hubungan kerjama bilateral yang semakin baik bagi anggota G20, terutama bagi Indonesia selaku tuan rumah. Misalnya sambung dia, dari kerjasama bilateral diharapkan tercipta tren peningkatan ekspor impor dari sesama anggota G20.
Pada kesempatan sama, Susiwijono Moegiarso selaku Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian meyakini persiapan KTT G20 yang dimulai sejak 1 Desember 2021, panita penyelenggara telah melaksanakan berbagai macam acara.
“Ada 438 acara yang kami agendakan dengan berbagai tingakatan tersebar di 25 kota menuju puncak acara di tingkat pemimpin negara di Bali pada 15-16 November 2022,” ujar Susiwijono.
Ia memastikan banyak sektor terdampak positif terkait dengan penyelenggaraan berbagai event selama kurun waktu persiapan KTT G20 hingga puncak acara pada 15-16 November 2022 nanti.
Susiwijono meyakini capaian ril yang akan diperoleh lebih besar lagi dari prediksi dari analisa lembaga terpercaya atas kontribusi KTT G20 yang mencapai Rp7,4 trilun bagi PDB Indonesia, juga peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun.
“Kita prediksi mungkin masih lebih besar dari termasuk dampak terhadap penyerapan tenaga kerja. Karena setiap event itu ditambahin dengan beberapa event dan banyak sekali kegiatan di sana terutama di sektor transportasi dan akomodasi serta sektor pendukung seperti UMKM dari tiap event yang diselenggarakan,” ungkapnya.
Susiwijono yang dipercaya sebagai Sekretaris Panitia Nasional Gabungan dari kepanitiaan yang membidangi keuangan dan kepanitiaan non keuangan, meyakini manfaat yang diperoleh dari penyelenggaraan KTT G20 akan lebih besar dibanding parhelatan akbar berskala internasional Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank (WB) di Nusa Dua, Bali walaupun perhelatan IMF-World Bank itu dilakukan selama seminggu pada 8 hingga 14 Oktober 2018.
“Saya yang juga duduk di kepanitiaan nasional di Pertemuan IMF- World Bank di Bali juga tahun 2018 lalu, meyakini manfaat nyatanya terhadap perekonomian nasional kita, bisa 1,5 sampai 2 kali lipat lebih besar daripada pertemuan IMF-Wolrd Bank itu,” ujar Susiwijono.
Penulis: Hardianto
Editor: Oka Suryawan