KENDARI, balipuspanews.com – Dalam mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045, stunting menjadi tantangan sekaligus permasalahan serius yang perlu ditangani dengan solusi tepat. Berbagai kebijakan dan upaya pun terus dilakukan mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia, seperti dikembangkannya aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI.
Pada acara Implementasi Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (ELSIMIL) bagi Calon Pengantin Dalam Upaya Pencegahan Stunting Dari Hulu Tingkat Kota Kendari Tahun 2022 berlangsung di Aula Teporombua, Kecamatan Baruga, Kendari, Sabtu 26 Maret 2022.
Dalam Sambutannya Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) yang disampaikan oleh Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN Prof. Drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD. mengatakan Elsimil merupakan singkatan dari Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil. Aplikasi ini berguna untuk mendeteksi lebih awal terhadap potensi bayi yang akan dilahirkan dengan melihat kondisi calon pasangan pengantin.
“Melalui aplikasi Elsimil, calon pengantin bila sudah mendekati hari H untuk ijab kabul pernikahan, tiga bulan sebelumnya harus melakukan pemeriksaan kesehatan paling sedikit meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas dan anemi. Nantinya data tersebut dimasukkan dalam aplikasi itu,” jelas Prof. Damanik.
“Ini informasi penting yang harus kita kumpulkan setiap hari. Tentu rahasia data para ibu harus dijaga dan dijamin keamanannya sesuai ketentuan yang berlaku,” tambahnya.
Aplikasi Elsimil juga merespons data BKKBN yang menyebutkan bahwa setiap tahun ada 1,6 juta pasangan menikah di tahun pertama, yang mana terdapat 400 ribu anak lahir dalam keadaan kerdil. Melalui pemantauan dan edukasi yang diberikan, diharapkan para ibu dapat melahirkan generasi yang sehat dan terbebas dari kekerdilan.
Lebih lanjut Prof. Damanik berharap agar lebih banyak ibu dan calon ibu yang menyadari bahwa memeriksakan kesehatan diri sebaiknya menjadi prioritas daripada menggelar acara pre wedding dan data yang terkumpul melalui Elsimil akan membantu BKKBN untuk melacak keluarga yang memiliki risiko kekerdilan dengan lebih cepat dan tepat.
Sementara itu, Wali Kota Kendari H.Sulkarnain Kadir mengapresiasi kehadiran Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (ELSIMIL) bagi Calon Pengantin Dalam Upaya Pencegahan Stunting Dari Hulu.
Wali Kota menegaskan dalam mengatasi persoalan stunting dibutuhkan peran banyak pihak untuk berkolaborasi, tidak hanya dari sektor kesehatan.
“Untuk mengatasi masalah stunting tidak hanya mengatasi persoalan gizi, namun juga harus dilakukan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Karena dengan kesejahteraan yang meningkat masyarakat bisa memenuhi kebutuhan gizinya,” katanya.
Dalam kesempatan ini, Wali Kota meminta penanganan stunting harus sejak dini ditangani karena jika terlambat masalah yang akan timbul semakin kompleks. Meski angka stunting di Kota Kendari lebih rendah secara nasional maupun dibandingkan dengan kabupaten kota di Sulawesi Tenggara (Sultra), namun harus diseriusi karena berdampak besar jika diabaikan.
Dalam kesempatan ini, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN Prof. Drh. Muhammad Rizal Martua Damanik, MRepSc, PhD. Bersama Wali Kota Kendari H.Sulkarnain Kadir menyempatkan waktu berdialog dan memberikan edukasi kepada calon pengantin yang hadir dalam acara ini sekaligus meninjau stan produksi UMKM masyarakat di Provinsi Sultra.
Penulis/editor : Ivan Iskandaria.