BERITA DUNIA, Legenda hidup Brasil ,Edson Arantes do Nascimento yang lenih dikenal sebagai Pele, menggunakan pengaruhnya di media untuk menengahi pemerintah Rusia untuk mengakhiri invasi militernya ke Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga bulan.
“O Rei ” menerbitkan surat terbuka di akun Instagram-nya, di mana dia meminta Presiden Rusia, Vladimir Putin , untuk mempertimbangkan kembali tindakannya, karena tidak ada argumen untuk membenarkan kekerasan tersebut.
Lihat postingan ini di Instagram
Selain itu, dia ingat bahwa kedua karakter itu bertepatan sebelum Piala Dunia 2018 di Rusia, jadi dia meminta niat baiknya untuk mengakhiri perang yang tidak dapat dibenarkan. Pelé memanfaatkan kemenangan tim Ukraina di Skotlandia, yang membuat mereka terpaut satu kemenangan lagi dari Piala Dunia 2022 di Qatar , setelah duel yang sempat tertunda karena perang.
“Saya ingin memanfaatkan pertandingan hari ini untuk mengajukan permintaan: hentikan invasi ini. Tidak ada argumen yang membenarkan kekerasan,” kata bintang Brasil itu.
“Ketika kita bertemu di masa lalu dan bertukar senyum lebar disertai dengan jabat tangan yang panjang, tidak terbayangkan suatu hari nanti kita bisa terpecah seperti sekarang ini,” tambahnya.
Momen Ketika Pelé dan Vladimir Putin bertemu
Pelé dan Putin bertemu di tribun penonton di Stadion Krestovski Saint Petersburg pada Juni 2017 selama Piala Konfederasi. Tentang pertemuan itu, Pelé mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Putin mengakui bahwa dia mengaguminya ketika dia masih kecil.
Kedua karakter bertemu lagi pada Desember 2017, saat pengundian Piala Dunia di Moskow. Keduanya difoto tersenyum dan bersulang di belakang panggung.
“Bertahun-tahun yang lalu, saya berjanji pada diri sendiri bahwa, kapan pun saya bisa, saya akan selalu menyuarakan perdamaian. Kekuatan untuk mengakhiri konflik ini ada di tangan Anda. Kekuatan yang sama yang saya guncangkan di Moskow pada pertemuan terakhir kami pada 2017” tambah Edson Arantes.
Serangan Rusia dimulai pada 24 Februari 2022, dalam apa yang disebut pemerintah Rusia sebagai “operasi khusus” di Ukraina untuk melucuti senjata dan “denazifikasi” negara tetangga. Sementara pemerintah Ukraina dan sekutu Baratnya mengklaim bahwa itu adalah dalih yang tidak berdasar untuk perang yang tidak beralasan.