Negara, balipuspanews.com – Pengungsi Gunung Agung mengalami kelelahan hingga akhirnya bayi dalam kandungannnya keguguran.
“Kami kemudian melakukan tindakan medis. Pasien itu dikuret,” ujar Direktur RSU Negara Made Dwipayana, Selasa (3/10).
Ia mengatakan keguguran itu disebabkan kelelahan menempuh perjalanan jauh ditambah tekanan bathin yang dialami oleh Ni Nengah Suartini,21, membuat warga desa Bebendem, Karangasem kehilangan calon bayinya.
Suartini yang mengungsi ke rumah keluarganya di banjar Pasut, desa Pengragoan, Pekutatan itu mengalami keguguran.
Seperti diketahui Suartini harus mengungsi karena kampunya masuh zona bencana jika Gunung Agung benar-benar meletus. Ibu rumah tangga yang sedang hamil muda itu kemudian berangkat mengungsi ke keluarganya di Pengragoan.
Lantaran menempuh perjalanan jauh, Suartini diduga mengalami kelelahan. Selain itu juga mengalammi beban pikiran dan tekanan bathin. Setelah beberapa hari dipengungsian kondisi kesehatan Suartini menurun lalu mengalami pendarahan.
Oleh keluarganya, Suartini pada Jumat (29/9) lalu dibawa ke RSU Negara. Dari pemeriksaan medis, kandungan Suratini yang berusia 13 minggu mengalami kekguguran sehingga calon bayinya tidak bisa diselamatkan.
Setelah dilakukan tindakan medis, Kemudian dilanjutkan dengan observasi untuk melihat kondisi Suartini. Dari hasil observasi, kondisi Suartini dinyatakan bagus dan diperbolehkan pulang.
“Pasien sudah bisa pulang karena kondisinya sudah baik,” ungkapnya. Menurut Dwipayana Suartini sampai mengalami keguguran selain karena usianya masih muda sehingga rentan mengalami stress pikiran karena guncangan kondisi yang mendadak akibat harus evakuasi untuk mengungsi.
“Juga mungkin karena kelelahan akibat menempuh perjalanan hamper setengah keliling Bali dari Karangasem ke Jembrana. Mungkin juga kondisinya juga tidak bagus sehingga menyebabkan dia mengalami keguguran,” jelasnya.