Lestarikan Budaya Bali, Sanggar Langlang Jagat Telurkan Pregina Topeng Dimasa Pandemi Covid -19

Made Suteja, seniman topeng asal Batuan, Sukawati tetap berkarya dimasa pandemi Covid -19

GIANYAR, balipuspanews.com- Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat I Made Suteja, seniman tari asal Batuan, Sukawati, Gianyar untuk mencetak generasi seni topeng. Terbukti, sejak November 2020, seniman yang akrab dipanggil Made Cat ini membuka kelas baru di Sanggar Langlang Jagat yang dikelolanya untuk belajar menari topeng.

Made Cat mengungkapkan, dirinya tetap berkarya dan berinovasi di tengah pandemi Covid-19 melalui berbagai cara untuk menyalurkan jiwa dan hasrat seninya untuk dituangkan dalam kegiatan berkesenian Bali khususnya tari topeng.

Ditemui dikediamannya, Selasa (2/3/2021) saat acara evaluasi tari topeng keras yang diikuti sebanyak 16 anak didiknya, Cat mengaku membuka kelas topeng ini bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya Bali yang adi luhung sebagai warisan leluhur yang patut dikembangakan dan dijaga keberadaannya di tengah kekosongan waktu dalam situasi pandemi Covid-19.

Evaluasi dari kelas topeng ini yang dibuka sejak bulan November lalu, untuk mengetahui sejauh mana peserta kelas topeng mampu menyerap ilmu atau teori yang telah diberikan dan sekarang dipentaskan dengan busana lengkap layaknya penari topeng dengan iringan tabuh gong kebyar.

Baca Juga :  Bupati Mahayastra Apresiasi 6 Kades di Gianyar Raih Penghargaan Paralegal Justice Award Tingkat Nasional

“ Tujuan kami membuka kelas topeng ini yaitu untuk mengisi waktu di tengah pandemi dan juga bertujuan berolah gerak, tubuh, dan rasa melalui berkesenian dalam rangka meningkatkan imunitas tubuh,” ujar pria yang juga pengajar tari di Universitas di Amerika Serikat ini.

Kata Cat, upaya pelestarian budaya tarian topeng Bali ini sangat erat kaitannya terhadap upacara yang digelar di pura atau saat masyarakat menggelar upacara. Nah, dengan belajar tari ini, otomatis dengan kemampuan yang dimiliki, sehingga mampu berpartisipasi (ngayah ngebatang lima) menari.

Selaku orang Batuan, dirinya merasa memiliki tanggung jawab besar terhadap eksistensi seni tari Bali. Pasalnya, banyak informasi di masyarakat, kalau mau belajar tari sebaiknya di Batuan. Jadi, sebagai seorang seniman, dirinya mesti tak jumawa terhadap kemampuan yang dimiliki, dirinya selalu terbuka untuk berbagi ilmu bagi mereka yang ingin belajar tari di rumahnya yang sering dikenal dengan sebutan “Kaki Bebek House Studio”.

Baca Juga :  Gubernur BI Resmikan SIAP QRIS di Pasar Seni Ubud

Lebih jauh seniman multi talent ini mengatakan, selama pandemi ini antusiasme masyarakat sangat tinggi untuk belajar topeng. Bahkan, orang-orang luar Desa Batuan banyak yang mendaftar pada kelas tari topeng ini.

Kedepan, lanjut Made Cat, kelas tari ini tidak berhenti sampai disini saja, setelah evaluasi akan dilanjutkan dengan tari topeng berikutnya yaitu topeng tua.

“ Kalau mau, nanti tiang kasi lengkap sampai topeng panca hingga topeng Sidakarya,” akunya menargetkan seraya menyampaikan akan membuka kelas yang kedua.

Kepada penari yang sudah pentas evaluasi ini, pihaknya menjamin siap untuk ngayah di masyarakat jika ada kesempatan dan mempercayai untuk menari topeng. Ini hubungannya erat dengan masyarakat, kalau masyarakat bisa menerima tentu kalau sudah mampu menguasai teori-teori yang diberikan tentu sudah layak ngayah.

Baca Juga :  Bupati Mahayastra Apresiasi 6 Kades di Gianyar Raih Penghargaan Paralegal Justice Award Tingkat Nasional

Sebagai seniman tari Batuan, dirinya sudah menyiapkan generasi atau bibit-bibit muda, secara regenerasi dengan membuka sanggar tari khusus anak- anak dan topeng untuk dewasa sebagai ajang membuka peluang bagi mereka yang ingin belajar tari Bali.

“ Mari kita saling belajar, meski kami sebagai guru tari, kami juga perlu belajar. Kalau mau ingin bisa menari harus dengan sabar, kami akan siap menuangkan ilmu yang saya miliki,” pungkas Made Cat mengakhiri.

Penulis : Nengah Budiarta

Editor : Oka Suryawan