
BULELENG, balipuspanews.com – Lomba Ogoh-ogoh di seluruh Kabupaten/Kota se-Bali menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka kembali digelar. Lomba tersebut diselenggarakan sebagai wujud pelestarian tradisi dan budaya yang ada di Bali.
Untuk mensukseskan serta memastikan semua berjalan lancar maka Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng ikut serta memfasilitasi lomba Ogoh-ogoh tahun Caka 1945.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng I Nyoman Wisandika menyebutkan bahwa tahap pendaftaran lomba Ogoh-ogoh tahun Caka 1945 akan dilaksanakan mulai 5 sampai 23 Februari 2023 melalui link yang disediakan sebelumnya.
Kemudian terkait mekanisme penilaian khususnya di tingkat Kecamatan akan dimulai dari 1-10 Maret 2023 dengan tiga Ogoh-ogoh terbaik menurut juri.
Berikutnya tanggal 13 sampai 20 Maret 2023 akan dilakukan penilaian tingkat Kabupaten, seperti diketahui Kabupaten Buleleng memiliki 9 Kecamatan maka nantinya akan ada 27 Ogoh-ogoh terbaik dinilai dan akan dipilih 3 terbaik sesuai pengumuman di tanggal 23 Maret 2023 atau setelah perayaan Hari Nyepi tahun Caka 1945.
“Tentu ini terbuka untuk semua Sekaa Truna Truni (STT) dan kita harapkan kalau bisa khususnya di Kecamatan minimal ada 4 Ogoh-ogoh atau kalau bisa lebih banyak lebih bagus,” jelas Wisandika saat ditemui, Kamis (19/1/2022).
Wisandika menambahkan nantinya proses penilaian terhadap Ogoh-ogoh dilakukan secara langsung ditempat bukan saat pengarakan (keliling). Adapun kriteria yang harus dipenuhi peserta dalam mengikuti lomba yaitu ogoh-ogoh yang berwujud santa rupa (figure dewa), rudra rupa (figure raksasa).
Lalu untuk syarat batasan tinggi ogoh-ogoh minimal 3 meter dan maksimal 5 meter yang diukur dari kotak penyangga. Kemudian tidak terbuat dari Styrofoam, spon, dan plastik, namun harus terbuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Bahan ramah lingkungan yang dimaksud yakni hanya dengan menggunakan ulatan atau anyaman bambu, koran serta semua proses itu harus didokumentasikan hingga ogoh-ogoh itu jadi yang akan di unggah pada google form yang telah ditentukan panitia.
Terkait adanya inovasi penambahan teknologi disetiap pembuatan Ogoh-ogoh disebutkan Wisandika akan menjadi sebuah nilai tambahan.
“Untuk penilaian ada unsur estetika, etika, dan religius itu nanti tim juri yang akan menentukan. Lomba ini tidak lain sebagai penghargaan terhadap para yowana se-Bali yang telah mendedikasikan kebersamaan dan keagamaan melalui kreasi Ogoh-ogoh,” imbuhnya.
Untuk hadiah lomba, Wisandika memaparkan jumlahnya terdiri dari juara 1 menerima Rp 50 juta, juara 2 menerima Rp 35 juta, dan juara 3 menerima Rp 25 juta untuk di masing-masing kabupaten, serta 3 ogoh-ogoh predikat terbaik pada masing-masing kecamatan mendapat hadiah sebesar Rp 5 juta.
Penulis : Nyoman Darma
Editor : Oka Suryawan