Selasa, April 16, 2024
BerandaBangliMakam Mewangi di Trunyan Kintamani

Makam Mewangi di Trunyan Kintamani

Pariwisata, balipuspanews.com – Bali tidak hanya bentangan pasir putih dan sawah terasering, namun ada destinasi wisata yang teramat sayang jika dilewatkan, yakni makam unik di Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Bangli.

Keunikan makam Trunyan bukan karena tempatnya. Akan tetapi karena keunikan dalam hal pemakaman bagi orang yang telah meninggal.
Pada umumnya pemakaman di Bali itu dilaksanakan dengan cara penguburan dan pembakaran (Ngaben). Walaupun dengan penguburan pun, akhirnya juga harus diadakan upacara pengabenan.

Namun berbeda dengan di Desa Trunyan, yang melaksanakan pemakaman hanya dengan meletakkan mayatnya pada sebuah tempat khusus yang disebut ‘seme wayah’. Walaupun di tempat itu banyak mayat yang diletakkan begitu saja, namun tidak ada bau busuk yang disebabkan oeh satu mayat pun disana. Mungkin ini terlihat tidak lazim, tetapi itulah kenyataannya.

Desa Trunyan ini terletak di sebelah barat Danau Batur, dan dekat dengan Gunung Batur gunung yang menjadi jajaran Geopark dan menjadi gunung pendakian. Desa Trunyan ini telah dikenal oleh para wisatawan domestik maupun mancanegara sebagai objek wisata unik di Bali.

BACA :  Antisipasi Lonjakan Arus Balik, ASDP Sarankan Pemudik Beli Tiket Secara Online

Untuk menuju ke “Seme Wayah” tempat pemakaman mayat Desa Trunyan ini, ada dua jalur yakni jalur pertama adalah jalur darat, dan yang kedua adalah jalur danau.

Jika melalui jalur darat, maka akan memakan waktu sekitar 45 menit dengan melewati Desa Penelokan. Jalur yang kedua adalah jalur danau. Pada jalur ini pun ada dua cara penyebrangan, yakni lewat Desa Trunyan yang dapat memakan waktu sekitar 15 menit dan lewat pelabuhan Kedisan akan memakan waktu sekitar 45 menit.

Sesampai di tempat pemakaman ‘Seme Wayah’ Anda akan melihat sebuah tempat berbentuk cekungan dan berundagan. Masuk ke dalam Anda akan disambut oleh dua candi yang berisi jejeran tengkorak dan tempat meletakan kepingan uang bagi para wisatawan.

Terdapat sebuah pohon besar yang menjulang tinggi gagah yang dinamakan ‘Taru Menyan’. Taru artinya pohon dan menyan artinya wangi. Konon yang membuat mayat-mayat disini tidak berbau busuk adalah pohon taru menya ini. Pohon yang dapat menetralisir bau busuk yang disebabkan oleh mayat, sehingga justru bebauan wangi yang tercium.

BACA :  Minggu Diperkirakan Jadi Puncak Arus Balik di Pelabuhan Padangbai

Melangkah lebih dalam Anda akan menyaksikan jejeran tengkorak manusia lengkap dengan tulang-tulang lainnya, bahkan anda mungkin tidak akan sadar bahwa yang Anda injak disana adalah sisa-sisa tulang dari mayat yang dimakamkan di sana.

Jika anda beruntung, anda dapat menyaksikan mayat yang masih utuh yang dimakamkan disana. Untuk menghindari binatang buas yan merusak mayat, mayat yang baru dimakamkan akan diberi penghalang dari ulatan bambu yang dibentuk seperti segitiga memanjang sesuai ukuran tubuh mayatnya. Wisata ini lebih mengarah pada wisata misteri atau museum tulang, di mana tengkorang dan tulang-tuang manusia dapat Anda temukan di sekeliling Anda.

Faktanya, tidak semua mayat dapat dimakamkan di tempat ini, hanya orang-orang yang meninggal secara wajar yang mayatnya dapat dimakamkan di sini. Juga mayat dari anak kecil yang gigi susunya telah tanggal.

Konon mitos yang beredar di masyarakat sekitar, ketika orang yang semasa hidupnya selalu berbuat dosa dan dimakamkan di ‘sema wayah’ ini maka mayatnya akan sangat lama mengalami pembusukan. Namun orang yang semasa hidupnya sealu berbuat baik, maka mayatnya akan cepat mengalami pembusukan. (Berbagai sumber)

BACA :  Lestarikan Seni Budaya, Wali Kota Jaya Negara Buka Festival Beraban 2024 "Saguna Prawerthi"
RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -
TS Poll - Loading poll ...

Most Popular