
Riyad Mahrez mencetak gol di kedua babak setelah gerakan City yang dinamis, dan seperti leg pertama dengan kartu merah Idrissa Gueye, performa PSG berantakan kala Angel Di Maria mendapat kartu merah dimenit 69′ karena emosi menginjak kaki Fernandinho dengan sengaja.
Kemenangan komprehensif atas PSG adalah pembenaran atas keputusan berani Pep Guardiola untuk bermain tanpa penyerang tengah di kedua pertandingan, dan hanya menunggu satu kemenangan lagi untuk mengangkat trofi yang dia dapatkan tiga kali di Barcelona – yakni saat Pep sebagai seorang pemain dibarcelona, dan dua kali sebagai pelatih.
Pertandingan dimulai dalam keadaan yang aneh saat cuaca Manchester, tidak pernah dikenal ramah, dengan hujan es menghiasi seluruh stadion etihad.
PSG mengira mereka telah memenangkan penalti awal ketika Bjorn Kuipers menunjuk ke titik penalti untuk handball oleh Oleksandr Zinchenko, tetapi setelah tinjauan VAR yang cepat, bola ternyata hanya mengenai bahu bek kiri City.
Zinchenko menyalurkan amarah itu dengan cara terbaik segera setelah itu, ia melakukan lari cepat ke bola panjang quarterback dari kiper Ederson, lalu memberikan umpan kepada Kevin De Bruyne, yang tembakannya dibelokkan jatuh dengan baik ke kaki Mahrez kemudian bola ditendang meluncur mulus di bawah Keylor Navas dan menjadikannya agregat 3-1 untuk City.
Tertinggal agregat 2 gol PSG segera mengejar ketertinggalan yang mereka butuhkan: akan tetapi segala upaya trio penyerang mereka : neymar, Mauro Icardi dan Angel Dimaria tidak berdaya dan tampak pincang tanpa kehadiran Mbappe.
PSG tahu bahwa permainan telah berakhir, dan situasi berubah menjadi buruk: Angel Di Maria mendapat kartu merah karena tendangan yang tidak masuk akal di Fernandinho karena lemparan ke dalam.
Pep Guardiola dan para pemainnya tetap tenang dan sekarang fokus final melawan Chelsea atau Real Madrid di Istanbul pada 29 Mei mendatang