JAKARTA, balipuspanews.com – Indonesia dan Mesir merupakan dua negara dengan jumlah penduduk yang besar. Sejak tahun 1970-an kedua Negara berjuang untuk mempertahankan pertumbuhan penduduknya.
Melalui program KB Indonesia dan Mesir telah berhasil menurunkan Angka Kelahiran Total Negara. Sejak akhir tahun 1960-an, angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) Indonesia telah menurun lebih dari 50 persen, dari sekitar 5,6 menjadi 2,3 berdasarkan sumber-sumber sensus dan survei antar sensus. Saat ini tingkat kesuburan Mesir adalah 3,2 kelahiran per wanita yang turun secara bertahap dari 6,1 kelahiran per wanita pada tahun 1971 menjadi 3,2 kelahiran per wanita pada tahun 2020.
Keberhasilan penurunan fertilitas di dua negara sebagian berasal dari peluncuran program kependudukan dan keluarga berencana yang gencar pada pertengahan 1970-an dan dari perubahan sosial dan ekonomi, khususnya peningkatan besar-besaran melalui tahun 1970-an dan 1980-an dalam pendidikan dasar untuk anak perempuan.
Perkembangan ini mengakibatkan penurunan fertilitas yang signifikan pada usia termuda dan tertua dalam rentang reproduksi, yang merupakan paling berisiko. Program kependudukan dan keluarga berencana telah berhasil meningkatkan Angka Prevalensi Kontrasepsi pada perempuan.
Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp. OG (K) yang dalam hal ini diwakili oleh Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN Prof. Muhammad Rizal Martua Damanik menjelaskan, “Saat ini strategi dan rencana aksi nasional juga telah ditetapkan dengan perangkat pendukung lainnya untuk melaksanakan mandat Presiden Jokowi yang menunjuk Kepala BKKBN sebagai Ketua Pelaksana dalam rangka Percepatan Penurunan Stunting. Inisiatif program juga telah dikembangkan seperti Mahasiswa PENTING (program kesadaran mahasiswa tentang stunting) dan DASHAT (program inisiatif Dapur Sehat untuk mengatasi stunting melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat yang menargetkan ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, calon pengantin dan keluarga dengan risiko tinggi stunting), dll”, jelas Prof. Damanik.
Kemudian Prof Damanik juga menambahkan, “Untuk terus mendorong Kerjasama Selatan-Selatan, saat ini BKKBN mengembangkan 7 pelatihan tematik di 8 provinsi terpilih diantaranya :
1. Proyek Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) di DI. Yogyakarta dan Bali
2. Manajemen Rantai Pasokan di Sulawesi Selatan
3. KRR di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan
4. Tokoh Agama Islam di Jawa Timur
5. Pengelolaan Data Mikro: survei keluarga di DKI Jakarta & Jawa Tengah
6.Program KB post partum di Jawa Timur & Sulwesi Selatan
7. Pelatihan pelayanan KB secara komprehensif di RS Universitas Indonesia DKI Jakarta & RS Sardjito DI. Yogyakarta
“Sejak tahun 1989, sekitar 123 delegasi dari Mesir mengikuti pelatihan terkait Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga termasuk kesehatan reproduksi. Dalam hal ini, kami senang menyambut kembali partisipasi Mesir dalam program pelatihan kami. Kami juga berharap Indonesia juga bisa melihat inovasi program berkembang di Mesir”, terang Prof Damanik.
Pada kesempatan yang sama Dr. (H.C.) Luthfi Rauf, M.A Ambassador of Indonesia to Egypt menerangkan, “Ikatan historis kami yang kuat telah diterjemahkan ke dalam kolaborasi di berbagai bidang kerja sama. Pertama, saat ini ada lebih dari 10.000 mahasiswa Indonesia di Mesir. Kebanyakan dari mereka kuliah di Universitas Al-Azhar, yang bisa saya banggakan adalah mercusuar ajaran Islam moderat yang mengedepankan nilai-nilai Wasathiyah. Harapan kami, para mahasiswa ini ketika lulus kelak menjadi ‘Duta Besar’ ajaran Islam yang sejalan dengan nilai-nilai kebhinekaan yang kita miliki di Indonesia, serta menjadi jembatan budaya antara Indonesia dan Mesir”, terang Luthfi.
“Di bidang ekonomi, kedua negara juga memiliki hubungan yang erat dan saling melengkapi. Meski di tengah pandemi, perdagangan kedua negara terus membaik. Hal ini tercermin dari penguatan perdagangan bilateral kedua negara yang mencapai USD 1,63 miliar pada periode Januari-November 2021 atau meningkat 53,52% dibandingkan Januari-November 2020 (USD 1,06 miliar)”, tambah Luthfi.
“Lalu, pada Hari Keluarga Berencana Internasional 26 September 2021, Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Mesir mengumumkan bahwa tingkat penggunaan metode KB naik menjadi 58,5% dari total wanita usia subur pada akhir tahun 2020. Pada periode Januari-Agustus 2021, Kementerian Kesehatan Mesir telah meluncurkan 58 konvoi kampanye KB di 174 desa yang termasuk dalam program “Hidup Layak (Hayah Karima)”, kata Luthfi.
Kemudian, Ashraf Mohamed Moguib Sultan Ambassador of Egypt to the Republic of Indonesia menerangkan, “Program pemberdayaan perempuan di Mesir adalah menyasar pada perempuan dalam kelompok usia antara 18-45 tahun, membantu mereka mencari pekerjaan dan mencari nafkah. Melalui proyek-proyek kecil dan menengah dibiayai pemerintah untuk perempuan yang berkomitmen bersedia menggunakan metode keluarga berencana dan mereka juga akan dilatih tentang proses manajemen dan membantu merencanakan perekonomian mereka untuk masa depan”, terang Ashraf.
Penulis/editor : Ivan Iskandaria.