Jumat, April 19, 2024
BerandaBulelengMih! Operasi Tumor Usus Dibatalkan, Pasien Disarankan Minta Bantuan Kepada Bupati Buleleng

Mih! Operasi Tumor Usus Dibatalkan, Pasien Disarankan Minta Bantuan Kepada Bupati Buleleng

“Sangat disayangkan, masih ada sikap manajemen rumah sakit seperti itu, tanpa ada kejelasan terhadap pihak pasien. Semestinya mereka harus terbuka menjelaskan kepada pihak keluarga pasien mengapa mereka harus dirujuk ke RSUP Sanglah. Apalagi dalam waktu mendadak, sehari sebelum operasi. Mereka kan lagi susah, kasian kan pasiennya. Ini akan menjadi catatan bagi kami”

Singaraja, balipuspanews.com – Sungguh malang nasib yang dialami Made Gunaka (57). Jadwal operasi pasien penderita tumor usus asal desa Depeha di Kecamatan Kubutambahan tiba-tiba dibatalkan secara sepihak oleh pihak RSUD Buleleng.

Apa alasan pembatalan jadwal operasi dari pihak RSUD Buleleng?

Informasi dihimpun, Gunaka yang menggunakan fasilitas Kartu Indonesia Sehat (KIS) sesuai jadwal yang telah disepakati hendak masuk ruangan sebelum dioperasi Sabtu 24 Juni 2017.

Nah, pada Jumat (23/6) siang keluarga bergegas hendak mengantar Gunaka berangkat dari Desa Depeha menuju RSUD Buleleng.

Namun, ditengah perjalanan Ketut Joli Sukrawan selaku anak Gunaka tiba-tiba mendapat telepon yang mengaku dari ruang Kamboja RSUD Buleleng.

Telepon diangkat, dalam percakapan di telepon sumber yang tidak diketahui identitasnya menyampaikan kepada Joli bahwa jadwal operasi yang sedianya dilaksanaknan dibatalkan dengan alasan yang tidak jelas.

Mendengar kabar itu, Ketut Joli Sukrawan selaku anak dari Made Gunaka akhirnya kembali mengantar sang ayah pulang ke Depeha.

BACA :  Dukung Konferwil AMSI Bali, Rektor Unud Harap AMSI Sebarkan Informasi Baik kepada Masyarakat

Tiba di rumah Depeha, Joli dirundung rasa penasaran hingga akhirnya memberanikan diri mendatangi petugas Kamboja RSUD Buleleng.

Alangkah terkejutnya Joli setelah mendengar keterangan petugas ruang kamboja bahwa ruang OK tidak mau menerima pasien bersangkutan dengan dalih tidak diijinkan oleh manajemen keuangan.

Merasa di pingpong, Joli mencoba menghubungi dokter Cok Parta yang akan menangani operasi ayahnya.

Dari hasil kordinasi dengan dokter, Joli disarankan untuk meminta bantuan kepada Bupati Buleleng dan Wakil Bupati Buleleng atau salah satu Dewan di DPRD Buleleng agar ayahnya bisa dioperasi.

“Persyaratan jadwal operasi sudah lengkap. Namun, hari Jumat sebelum dilakukan dioperasi saya ditelpon pihak rumah sakit kalau jadwal operasinya batal. Alasannya pun tidak jelas,” kata Joli Jumat (23/6) malam.

Merasa janggal, sambung Joli dirinya menghubungi dokter yang akan menangani operasi. Namun dokternya justru dianggap merugikan pihak rumah sakit karena menerima operasi pasien JKN KIS.

“Saya jadi bingung, mesti kemana? Tetapi dokter sempat bilang dan menyarankan untuk meminta bantuan kepada Bupati dan Wakil Bupati, atau Dewan DPRD agar bapak bisa dioperasi,” terangnya.

Ikhwal sakit yang diderita ayahnya Made Gunaka, lanjut Joli bahwa ayahnya menderita tumor usus delapan bulan lalu. Bahkan, tumor usus sudah sempat dioperasi di RSUD Buleleng.

BACA :  Penjual dan Pengguna Narkoba Diringkus Polres Buleleng, Sembunyikan Paket di Helm

“Bapak menderita tumor usus, dan diambil tindakan operasi pertama yang ditangani sama dokter Cok Parta di RSUD Buleleng, sekitar 8 bulan yang lalu,” imbuhnya

Namun setelah menjalani perawatan, sakit itu kambuh lagi. Berdasarkan hasil konsultasi ditentukan bahwa penyakit itu membutuhkan operasi dan jadwal yang ditentukan tanggal 24 Juni 2017 di RSUD Buleleng.

“Setelah operasi, dapat kontrol sekitar 5 kali, dan disuruh kemoterapi di RS Kertha Usadha. Setelah menjalani Kemoterapi hingga 6 kali di Kertha Usadha, kembali dirujuk untuk melakukan kontrol di RSUD Poli Bedah. Setelah kontrol lalu disuruh melakukan Kolonoskopi. Habis itu dikatakan masih ada tumor, dan disuruh operasi kembali,” ungkapnya.

Kini, kondisi ayahnya sudah semakin memprihatinkan, itu terjadi sejak 20 hari lalu, Gede Gunaka sudah tidak bisa Buang Air Besar namun makan seperti biasa.

Terpisah, Dirut RSUD Buleleng Gede Wiartana mengatakan bahwa dari hasil koordinasi menunjukkan adanya tindakan yang lebih urgen dlaam menangani penyakit yang diderita oleh Made Gunaka sehingga membutuhkan rujukan ke RSUP Sanglah.

“Memang kalau dari medis, sakitnya agak complicated, agak serius, makanya harus dioperasi. Dari indikasi medis ini wajib dirujuk ke RSUP Sanglah,” katanya.

Pihaknya pun membantah jika RSUD Buleleng melakukan hitung-hitungan terhadap biaya operasi pasien tersebut, sehingga terkesan tidak mau menangani.

BACA :  Mantan Kasatpol PP Klungkung, Putu Suarta Kembali Nahkodai PHDI Klungkung

“Sebenarnya kalau masalah biaya ini kami tidak pernah hitung-hitungan. Namun karena indikasi medis, makanya kami tidak bisa menangani. Ini perlu penanganan yang sub spesialis, makanya harus dirujuk,” terang Wiartana.

Sementara itu Ketua Komisi IV DPRD Buleleng, Gede Wisnaya Wisna sangat menyayangkan sikap manajemen RSUD Buleleng yang membatalkan operasi
secara sepihak dan terkesan mendadak.

Apalagi penjelasan yang diterima oleh pihak pasien tanpa disertai penjelasan yang terbuka dari rumah sakit, tentunya membuat pihak pasien kebingungan.

“Sangat disayangkan, masih ada sikap manajemen rumah sakit seperti itu, tanpa ada kejelasan terhadap pihak pasien. Semestinya mereka harus terbuka menjelaskan kepada pihak keluarga pasien mengapa mereka harus dirujuk ke RSUP Sanglah. Apalagi dalam waktu mendadak, sehari sebelum operasi. Mereka kan lagi susah, kasian kan pasiennya. Ini akan menjadi catatan bagi kami” kata Wisnaya Wisna.

Rencananya, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit, untuk memastikan kasus tersebut.

“Mungkin secepatnya kami akan cari informasi, setelah libur hari raya. Meskipun pasien ini menggunakan fasilitas JKN KIS. Kalaupun memang diujuk semestinya harus dijelaskan secara terbuka, sehingga tidak terkesan dipingpong. Ini lebih ke masalah pelayanan saja” tandasnya.

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -
TS Poll - Loading poll ...

Most Popular