BULELENG, balipuspanews.com – Memasuki musim hujan, Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Kesehatan terus mengingatkan masyarakat untuk waspada dan tetap antisipasi dengan bahaya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kerap mengancam kesehatan masyarakat.
Akhir-akhir ini Dinkes pun mulai bergerak untuk melakukan antisipasi. Mulai dari melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menerapkan 3M yakni menguras atau membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat penampungan air dan mengubur barang bekas yang berpotensi jadi tempat air menggenang yang sangat berpotensi untuk perkembangbiakan nyamuk.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng dr. Sucipto mengakui jika kasus DBD tahun ini jauh mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Meski demikian, pihaknya tetap melakukan antisipasi agar kasus tidak lagi meningkat.
Sosialisasi ini diberikan lewat internet, radio dan mengirim surat kepada pihak desa nantinya untuk menginformasikan kepada masyarakat tentang pencegahan awal menangani kasus DBD.
Dinas kesehatan juga menugaskan tim yang terjun langsung untuk melakukan fogging atau penyemprotan asap ke tiap-tiap desa di Buleleng. Selain itu, pihaknya juga telah menyalurkan obat-obatan jenis bubuk abate.
Dari data yang didapat, kasus DBD per September tahun 2020 sebanyak 3.400 kasus. Namun di tahun 2021 di bulan yang sama terjadi penurunan yang signifikan dengan hanya 930 kasus.
“Memang terjadi penurunan kasus DBD yang signifikan untuk tahun ini. Itu karena pandemi atau apa, kami kurang paham. Namun kami tetap lakukan antisipasi karena sudah mulai musim hujan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (14/11/2021) petang.
Bahkan pihaknya akan memaksimalkan penanganan DBD dengan kembali mengaktifkan juru pemantau jentik (Jumantik) yang tidak bisa berjalan karena terkendala anggaran.
Tak hanya itu, di tahun 2022 juga telah dirancang program lain untuk mengurangi jumlah nyamuk. Program tersebut yakni pemanfaatan teknologi radiasi untuk memandulkan nyamuk guna menekan populasi nyamuk pembawa virus dengue.
Dalam hal ini, proses sterilisasi menggunakan radiasi diterapkan pada nyamuk jantan. Dengan begitu, ketika nyamuk jantan kawin dengan ratu nyamuk maka telur yang dihasilkan tidak akan bisa menetas.
“Ini masih pembahasan dengan anggota DPR RI Bersama Kementerian Kesehatan. Tapi kami berharap 2022 sudah bisa berjalan, karena ini sangat efektif untuk menekan DBD,” tutupnya.
Penulis : Nyoman Darma
Editor : Oka Suryawan