
NEGARA, balipuspanews.com- Petani di subak Tamblang, saat musim panen musim tanam kedua memang berhasil. Padi mereka bagus dan harganya juga cukup lumayan.
Kelian Subak Tamblang yang wilayahnya ada di desa Dangin Tukadaya dan desa batuagung, jembrana Gusti Suantra, Minggu (15/9) mengatakan untuk musim panen masa tanam kedua yang masih berlangsung sampai saat ini ada dua varietas padi yang ditanam petani yakni Chierang dan Inpari 42.
Hasil yang didapat petani cukup bagus dimana untuk varietas Ciherang satu hektar sawah menghasilkan gabah 6,5 ton. Sementara untuk varietas Inpari 42 menghasilkan gabah 7 ton perhektar.
“Musim panen sekarang tergolong berhasil karena selain gabah yang dihasilkan bagus hargannya juga bagus mulai Rp.260 ribu sampai Rp. 300 ribu per are,” ujarnya.
Namun setelah mendapat hasil panen dan harga yang bagus, untuk musim tanam ketiga ini di subak dengan luas sawah 47 hektar dengan 110 orang anggota itu terancam molor.
Penyuebabnya karena kemarau masih berlangsung ditambah lagi debit air dibendungan Jero Pengentuh yang menjadi sumber air utama subak Tambalng menurun drastic.
“Rencananya setelah panen kami lanjut dengan musim tanam ketiga. Namun saat ini tidak bisa karena terkendala air,” ungkapnya.
Karena musim kemarau masih berlangsung dan sumber air untuk irigasi subak masih kecil maka musim tanam ketiga yang rencananya mulai bulan Oktober tahun ini diperkirakan baru bisa dilaksanakan pada bulan Februari tahun depan.
“Saya sudah cek kebendungan induk ternyata air sangat jauh dibawah dan susah untuk dinaikan kesaluran irigasi. Sehingga air sulit bisa mengairi sawah sehingga penanaman tidak bisa dilakukan sekarang,” jelasnya.(nm/bpn/tim)