BULELENG, balipuspanews.com – Nasib pariwisata masih saja terpuruk sampai awal tahun 2021. Tentu hal itu begitu berpengaruh terhadap sejumlah hotel yang ada tidak terkecuali di Kabupaten Buleleng.
Bagaimana tidak tingkat kunjungan wisatawan ke Buleleng yang masih tetap anjlok menjadi sebab minimnya bokingan hotel hingga bulan maret.
Sehingga melihat hal itu disikapi oleh Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Buleleng yang memprediksi kondisi ini terjadi hingga bulan Maret 2021, sebab sejumlah hotel di Buleleng hingga Bulan Maret ini masih belum ada bookingan dari wisatawan di tengah situasi pandemi Covid-19.
Ketua PHRI Buleleng, Dewa Ketut Suardipa menerangkan sudah barang tentu kondisi ini tidak lepas situasi yang masih dalam bayangan pandemi Covid-19. Sehingga jelas hal tersebut membuat kunjungan wisatawan terus merosot turun.
Bahkan, tingkat kunjungan wisatawan ke Buleleng anjlok hingga 20 persen sampai 30 persen, disebabkan nihilnya bookingan hotel dari wisatawan.
“Adanya sejumlah kebijakan dari pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, jadi faktor. Kami disini tidak menyalahkan pemerintah sebagai regulator tapi memang ada dampaknya sedikit wisatawan lokal,” terangnya, Minggu (17/01/2021).
Tentu dengan kondisi itu, hingga sekarang sejumlah hotel besar di Buleleng sudah berusaha untuk tetap beroperasi, meskipun harus berpikir keras untuk mengatur biaya operasional yang tinggi.
Tentu hal itu tidak akan terus bisa dihadapi sehingga, Ia berharap adanya hibah kembali yang bisa meringankan beban besarnya biaya operasional.
“Kalau bisa agar dana hibah pariwisata dari pemerintah bisa diperoleh lagi, agar mengantisipasi besarnya biaya operasional,” jelasnya.
Meski begitu, tak pelak diakui Suardipa, hal ini justru berbanding terbalik dengan saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) sebelumnya.
Dimana saat libur Nataru, tingkat hunian di sejumlah hotel berbintang tembus di angka 100 persen di Wilayah Buleleng Barat, meski ditengah pandemi Covid-19. Sudah tentu hal itu menjadi angin segar bagi pelaku pariwisata di Buleleng.
“Saat itu teman-teman pengelola hotel khusunya di wilayah Pemuteran, Taman Nasional Bali Barat tingkat huniannya sampai 100 persen. Ini disyukuri karena suasana pandemi Covid-19,” ungkapnya.
Namun saat itu wisatawan yang berlibur ke Buleleng sebagian besar adalah tamu domestik didominasi dari Bali Selatan, khususnya wilayah Denpasar.
Sasaran lokasi liburan mereka adalah di wilayah Buleleng Barat. Seperti Pemuteran, wilayah Taman Nasional Bali Barat (TNBB) yang menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan domestik.
Sejumlah hotel di Buleleng selama ini dalam menjalankan usahanya tetap mengedepankan penerapan protokol kesehatan yang ketat berbasis CHSE yakni Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), Environment (Ramah lingkungan), untuk dapat memberikan rasa nyaman bagi para wisatawan yang berkunjung.
“Dengan Prokes yang sangat ketat, ini tentu bisa memberikan rasa aman, nyaman bagi para wisatawan untuk berkunjung. Kami tetap berharap, agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir, dan pariwisata di Buleleng dan Bali bisa kembali bergeliat,” tutupnya.
Penulis : Nyoman Darma
Editor : Oka Suryawan