NEGARA,balipuspanews.com- Meski sudah bersttatus dalam pengawasan Virus Corona (Covid-19) namun satu orang pasien belum bisa dirujuk.
Penyebanya rumah sakit yang menjadi rujukan ada yang kepenuhan serta ada yang belum siap.
Rabu (11/3) malam RSU Negara mendapat rujukan dari RS Bunda seorang pasien perempuan berusia 62 tahun waega Jembrana.
Pasien dengan status pengawasan virus corona, paseian itu langsung dirawat di ruamg isolasi.
Karena sesuai dengan standar oprsional dan prosedur (SOP) pasien dengan status pengawasa viruc corona harus dirujuk ke rumah sakit rujukan. Namun dari konfirnasi yang didapat rumah sakit rujukan tidak bisa menerima.
“Sesuai dengan protap begitu pasien dalam pengawasan corona harus di rujuk ke Rumah Sakit ditunjuk. Tetapi pasien itu belum bisa kita rujuk,” jelas. Kabid Pelayanan Medis RSU Negara dr. I Gede Ambara Putra, Kamis (12/3).
Rumah sakit rujukan itu yakni RSUD Tabanan, RSUP Sanglah, RSUD Sanjiwani Gianyar tidak bisa menerima karena ruang isolasinya penuh. Sedangkan RS Singaraja, gedungnya sudah selesai namun peralatanya belum siap.
“Karena belum bisa dirujuk maka kami berkoordinasike dinas kesehatan Provinsi Bali dan Pemkab Jembrana untuk pasien tersebut dirawat di RSUD Negara sesuai dengan Protap atau SOP yang ada,” ungkapnya.
Dari hasil kordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali bahwa pasien tersebut termasuk Kreteria PDP (Pasien Dalam Pengawasan), jadi belum dipastikan terkonfirmasi positif terinfeksi Virus Corona.
“Awalnya pasien dirawat di RSU Bunda selama 2 hari kemudian Petugas Medis RSU Bunda menghubungi RS Rujukan, namun RS Rujukan diantaranya RSUD Tabanan, RSUP Sanglah, RSUD Sanjiwani Gianyar ruang isolasinya penuh sedangkan RSUD Singaraja menyatakan belum siap, sehingga pasien kemudian di rujuk ke RSU Negara”, jelasnya.
Setelah satu malam dirawat diruang isolasi, paseian yang mngalami batuk dan filek dan sesak nafas itu sudah membaik. Tetapi pakah paseian itu pisitif atau negative corona perlu dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium khusus.
Tujuanya untuk menentukan penanganan sekaligus untuk mengkalirifiksi dugaan yang viral di media social. Untuk memastikan pasien itu Negatif dan Positif harus berdasarkan hasil Lab Rumah Sakit Rujukan.
“Kami belum memiliki lab khusus itu. Namun pasien kita tetap tangani dengan baik oleh dokter spesialis. Kami siap membantu jika pihak rumah sakit rujukan mengambil sampel darah pasien untuk diperiksa apakah positif atau negative hasil lab itu sangat penting dan perlu cepat diketahui,” ungkapnya.
Pihakinya juga terus berkoordinasi dengan dinas kesehatan baik di kabupaten maupun provinsi serta rumah sakit rujukan.
“Jika ada yang siap kami akn rujuk. Tetapi jika tidak kami akan rawat sesiao SOP dan dokter yang menangani juga siap,” terangnya.
Sementara itu dr. Nara Kusuma Wirawan, SP.PD yang menangani pasien itu mengatakan pasien rujukan dari Rumah Sakit Bunda dengan keluhan batuk demam dan sesak nafas ringan serta dari hasil diagnosis mengalami radang paru-paru itu sebelumnya sempat melaksanakan ibadah umroh ke Arab Saudi pada 20 februari. Saat kembali dari Arab Saudi pada 8 maret sempat transif di Singapura.
“Saat di Sinapura pasien sempat dievaluasi dan dinyatakan aman sehingga diizinkan kembali ke Indonesia,” ujarnya.
“Untukmenentukan pasien ini negative atau positif korona adalah RS Rujukan sehingga secara prosedur RSUD Negara belum bisa menentukan sendiri karena belum memiliki petugas yang mempunyai keahlian khusus untuk menangani corona,” jelasnya.
I Wayan Sunika, dari Dinas Kesehatan Pemkab Jembrana, menyampaikan, pihaknya terus berkoordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan melakukan pemantauan dan pengawasan berkelanjutan sesuai SOP dan petunjuk dari Kemenkes RI.
“Apabila pasien ini positif Corona sebagai langkah antisipasi maka pihak keluarga yang akan dilakukan pemeriksaan lanjutan sesuai arahan Dinas Kesehatan. Namun karena ini baru dan belum jelas positif atau negative kami belum melakukan mengecek kelauraganya. Namun sampai saat ini pihak keluarga dalam keadaan sehat,” ungkapnya.
Masyarakat juga diminta tidak resah dan langsung percay dengan infornasi di mesia social yang belum tentu kebenaranya.
”jangan reash karena ini belum tentu positif. Tetap hidup bersih dan menjaga kesehatan,” ujarnya. (nm/bpn/tim)