
JEMBRANA, balipuspanews.com– Rencana revitalisasi Pasar Umum Negara tidak berjalan mulus. Pedagang yang berjualan di pasar terbesar di Jembrana itu masih keberatan dengan rencana revitalisasi Pasar Umum Negara.
Keberatan itu disampaikan saat sosialisasi rencana revitalisasi di gedung kesenian IR Soekarno, Senin (5/6/2023).
Ketua Paguyuban Pasar Negara, Putu Gede Eka Sasthujana menyampaikan sesuai aspirasi dari para pedagang pihaknya mengingatkan pemerintah bahwa unsur hidupnya pasar ada tiga, yakni bangunan, pedagang, dan pembeli.
Jika ada bangunan tetapi tidak ada penjual begitu juga pembeli tidak ada, maka fungsi pasar tidak ada. Sehingga revitalisasi dilakukan harus disesuaikan dengan keinginan pedagang. Pengaturan tempat (tematik) dan posisi yang diatur, pedagang juga tidak setuju.
“Lebih baik tidak diatur sesuai jenis dagangan, dampaknya akan mematikan sesama teman,” ujarnya.
Dari sisi design luas bangunan menurutnya juga terlalu kecil. Pedagang lebih setuju kalau dilakukan rehab bangunan yang sudah ada dan posisi dan luas pedagang seperti semula.
“Posisi kembali seperti semula, sirkulasi sudah bagus sekali,”ungkapnya.
I Gusti Putu Adnyana, salah satu pedagang menyampaikan pedagang khawatir setelah direvitalisasi, tidak ada yang mau berbelanja di pasar tersebut.
Pihaknya sangat menyayangkan sikap pemerintah yang tidak melibatkan pedagang dalam perencanaan revitalisasi.
“Situasi yang ada di dalam pasar yang tahu, kami-kami ini, seharusnya kami diajak duduk bareng,” ujarnya.
Dari gambar perencanaan yang dipaparkan saat sosialisasi menurut Adnyana, sangatlah tidak seimbang, karena hanya mengedepankan sektor pariwisata.
Selain itu, ukuran kios yang hanya 2×3 meter sangat tidak layak. Mengingat Pasar Umum Negara selama ini merupakan pasar semi grosir yang menampung barang-barang dari Jawa.
“Mau diapakan dengan ukuran kios seperti itu, sangatlah tidak memadai,” ujarnya.
Menanggapi keberatan pedagang terhadap revitalisasi Pasar Umum Negara, Bupati Jembrana, I Nengah Tamba menyampaikan masukan dari para pedagang akan menjadi perhatian serius.
Pihaknya akan berkordinasi kembali dengan pemerintah pusat. Bupati Tamba berharap keinginan para pedagang bisa diakomodir. Soal bangunan lantai 2 menurut Bupati Tamba, itu karena pemerintah daerah menyiapkan ruang publik yang ukurannya sangat luas. Termasuk juga penyediaan damkar dari sudut ke sudut.
“Ini adalah tugas kami bagaimana menyerap aspirasi dari masyarakat. Ini masih tahap sosialisasi bukan finalisasi untuk itu kami akan diskusikan lagi dengan tim pusat,” tandasnya.
Penulis: Anom
Editor: Oka Suryawan