
Bangli, balipuspanews.com – Krama Desa Pakraman Belandingan saat ini tengah bergotong-royong membangun Pura Luhur Tirta Manik Muncar yang berlokasi di Desa Belandingan, Kintamani, Bangli. Pembangunan parhyangan yang dilakukan secara bertahap ini diperkirakan akan menelan biaya hingga Rp5,7 miliar.
Ketua Panitia Pembangunan Pura Luhur Tirta Manik Muncar, I Jero Kabeh, mengatakan, pembangunan pura ini adalah perluasan terhadap Pura Luhur Tirta yang ada di sebuah bukit yang dinamakan Munduk Tamblang. Lokasi pura tersebut persis di atas lokasi pembangunan pura sekarang. Tahun 2012 silam muncul ide dari krama Belandingan serta atas petunjuk sang sulinggih untuk memperluas pura tersebut menjadi tiga mandala, dan menambahkan pelinggih-pelinggih di dalamnya.
“Karena sudah keinginan segenap krama desa pakraman nanginang (membangun, red) Pura Luhur Tirta Manik Muncar, pembangunan dimulai tahun 2014. Tetapi, karena situasi ekonomi krama agak lemah, pembangunan sempat terhenti dan baru kembali dilanjutkan Pebruari 2017,” kata I Jero Kabeh Selasa lalu didampingi sejumlah prajuru Desa Belandingan.
Ia mengungkapkan, proses pekerjaan diawali dengan pembongkaran tebing menggunakan alat berat untuk meratakan lokasi tersebut, sehingga bisa dilakukan pembangunan seperti yang direncanakan. Prioritaskan pembangunan yakni penataan utama mandala seluas 22×15 meter.
Di jeroan pura ini nantinya akan dibangun pelinggih Gedong Ratu Mas Membah, Payogan, Piyasan, pelinggih Ratu Pingit, pelinggih purana. Sementara saat ini baru dilakukan pembangunan terhadap satu pelinggih, yakni pelingih purana.
Selain itu, setiap mandala akan dikelilingi tembok penyengker. “Untuk material, pondasi menggunakan batu kali, sedangkan pelinggih dan penyengker memakai batu selem,” ujar I Jero Kabeh.
Setelah utama mandala akan dilanjutkan penataan madya mandala. Jero Kabeh mengatakan, halaman madya mandala seluas 12×15 meter. Di madya mandala nantinya akan dibangun candi kurung, Apit Lawang, aling-aling, Pawedan, bale Tandingan, Piyasan, Meru Tumpang Pitu linggih Betara Wisnu, pelinggih Dukuh. Selanjutnya, dilakukan penataan nista mandala dengan luas halaman 40×40 meter.
“Termasuk juga nanti akan dibangun area parkir. Tetapi itu masih direncanakan, setelah utama dan madya mandala selesai,” ucapnya.
Dalam upaya menyongsong pembangunan Pura Luhur Tirta Manik Muncar ini, Jero Kabeh menuturkan, Desa Belandingan telah membentuk panitia pada Pebruari 2017. Susunan kepanitiaan ini tidak saja bertanggung jawab atas tahapan perencanaan fisik semata, namun juga upaya menggali dana punia dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, kalangan swasta, maupun dari umat Hindu.
I Jero Kabeh menuturkan, dari rencana anggaran biaya (RAB) untuk pembangunan Pura Luhur Tirta Manik Muncar seperti yang dipasang sebesar Rp5,7 miliar lebih, namun dana yang sudah masuk masih minim di bawah Rp500 juta. Oleh karena itu, penggalangan dana terus digalakkan sembari pembangunan secara perlahan terus dilakukan dengan bergotong-royong seluruh krama Desa Pakraman Belandingan.
Dijelaskannya, dalam pendanaan ini, seluruh krama Desa Pakraman Belandingan yang berjumlah 205 KK, masing-masing urunan Rp500 ribu. Adapula alokasi dana dari ADD Desa Belandingan serta dari Bumdes setempat. Sedangkan beberapa punia lainnya dengan nilai beragam, baik berupa uang maupun material, seperti dari Bupati Bangli, DPRD Bangli, DPD RI, dan dari perusahaan daerah. Beberapa waktu lalu juga ada konser penggalian dana dibantu oleh Yayasan Kesenian Bali.
Panitia pun berharap punia dari berbagai kalangan untuk bisa memperlancar dan merampungkan pembangunan Pura Luhur Tirta Manik Muncar. “Harapan kami dari panitia dan desa pakraman, setelah matangi parahyangan ini, semoga panitia bisa menginformasikan ke luar desa, sehingga para pejabat dan para donatur ada yang mapunia,” ucap Jero Kabeh.
Sementara itu, Perbekel Desa Belandingan, I Komang Suastika, menambahkan, semangat krama Desa Belandingan dalam membangunan Pura Luhur Tirta Manik Muncar juga didukung pemerintah desa. Dalam hal ini, sinergi desa pakraman dan pemerintah desa untuk mewujudkan parahyangan tersebut.
Menurut Suastika, Bupati Bangli juga telah berjanji untuk untuk memberikan dana terhadap pembangunan pura ini melalui program Gerbang Gita Santi (GGS) yang dialokasikan pada APBD tahun 2018. “Semoga tahun depan di APBD Induk, apa yang dijanjikan tersebut bisa segerap terwujud sehingga pembangunan bisa berjalan baik,” harapnya. (*)