
GIANYAR, balipuspanews.com – Keterbatasan aktivitas kini harus dijalani oleh penderita diabetes mellitus asal Gianyar bernama I Made Sukarsa,67. Pasca menjalani operasi amputasi pada jari kakinya sebanyak tiga kali, ia terpaksa lebih banyak duduk karena kondisi lukanya yang belum kering.
Kondisi ini tentunya membuatnya sedih karena tidak dapat melanjutkan pekerjaannya sebagai tukang pahat. Namun di balik itu, Sukarsa tetap merasa bersyukur karena pengobatan penyakitnya masih dapat berjalan lancar.
Selama empat tahun menjalani pengobatan, Sukarsa mengaku hanya mengandalkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang ia dapat dari Pemerintah Pusat melalui APBN.
Selama menjalani pengobatan itu pula ia tidak pernah mengeluarkan biaya pengobatan sepeser pun. Ia juga mengaku proses pengobatannya berjalan lancar dan nyaman.
“Saya sudah tergabung ke dalam klub Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di puskesmas tempat saya terdaftar. Kesehatan saya selalu dipantau, termasuk saat dirujuk ke salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Gianyar untuk menjalani operasi.
Saya sudah menyerahkan pengobatan ini kepada puskesmas dan juga rumah sakit. Mereka yang mengatur pengobatan hingga pola hidup sehat yang harus saya jalani demi mengontrol kadar gula saya agar tetap stabil,” kata Sukarsa, Rabu (22/6/2022).
Saat ini Sukarsa memang menjalani pola hidup sehat yang cukup ketat, sebab sangat riskan apabila gula darahnya naik sebab memicu luka yang dapat menjadi borok seperti halnya penderita diabetes mellitus basah.
“Dokter mewanti-wanti agar saya patuh terhadap pola hidup sehat, karena jika tidak, maka akan berdampak buruk seperti operasi yang sudah saya jalani sebelumnya,” ujar Sukarsa.
Tak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan BPJS Kesehatan yang telah menghadirkan program JKN, sehingga ia bisa berobat dengan nyaman dan tidak khawatir memikirkan biayanya.
Penulis: Gde Candra
Editor: Oka Suryawan