Singaraja, balipuspanews.com — Teka-teki penyebab kematian almarhum Gede Ari Artawan (18) masih misteri, meski jasad korban sudah dikremasikan pada Senin (11/6) lalu.
Sampai saat ini, pihak kepolisian mengaku masih menunggu hasil otopsi dari RS Sanglah untuk memastikan penyebab kematian pria asal Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada tersebut.
Baca Juga: Satpol PP Buleleng Tertibkan Spanduk Tanpa Ijin
Pada bagian lainnya, ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Ketut Mariada tak lain ayah kandung almarhum Gede Ari Artawan juga mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab kematian putra sulungnya.
Meski begitu, keluarga besar sempat mendapat petunjuk dari Balian (Paranormal) saat dilakukan prosesi metuun (meminta petunjuk melalui roh korban) dilaksanakan pada Minggu (10/6) lalu, sehari sebelum acara kremasi.
Berita Terkait: Penyebab Kematian Korban di Pantai Penimbangan Masih Teka-Teki
Mariada menuturkan, saat metuun roh almarhum Gede Ari merangsuk ke tubuh Jero Balian.
Kala itu, seluruh keluarga besarnya turut menyaksikan pengakuan almarhum Gede Ari saat metuun.
“Saat dilakukan metuun anak saya tidak terima dibilang bunuh diri. Tetapi dianiaya oleh dua orang. Katanya yang melakukan orang dekat atau teman akrabnya. Tapi setelah ditanya apa teman satu desa (Tegallinggah) atau di luar desa yang melakukan? Dibilang pelakunya di luar desa,” ungkap Mariada, Jumat (22/6).
Mariada kembali mengisahkan dari hasil metuun, konon sang anak dibunuh di jalan. Artinya bukan di Pantai Penimbangan dimana korban ditemukan membusuk di dalam mobil Daihatsu Ayla.
“Katanya dibunuh di jalan. Disetop oleh dua orang pelaku. Gede (korban) tidak nyangka dia akan mempermainkan dirinya. Nah setelah itu mayatnya mau dibuang di jalan, tetapi kembali dimasukkan ke dalam mobil,” tuturnya.
Meski mendapat petunjuk dari Balian, namun Ketut Mariada mengaku tetap menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Apalagi Mariada mendapat pesan dari almarhum saat metuun untuk bersabar dan tidak memendam dendam kepada pelaku apabila berhasil diungkap oleh petugas.
“Saat metuun Gede sempat bilang, agar kami juga tidak dendam. Katanya nanti setelah upacara ngaben, pelaku akan terungkap. Disuruh sabar saja,” imbuhnya.
Rencananya, mendiang akan diaben pada 20 Juli 2018 mendatang. Prosesi pengabenan akan dilakukan di Desa Adat Panji.
Seperti diberitakan sebelumnya, jasad almarhum Gede Ari ditemukan membusuk di dalam mobil Daihatsu Ayla warna putih, di kawasan Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng, Kamis (7/6) pagi.
Korban ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan. Matanya melotot dan jasadnya sudah mengeluarkan cairan.
Demi kepentingan penyelidikan, polisi langsung membawa jasad korban ke RSUP Sanglah untuk menjalani otopsi.
Selain itu, Polisi juga terus mendalami asal-usul mobil Daihatsu Ayla dan serbuk putih yang ditemukan di TKP sebagai barang bukti.