Jumat, Maret 29, 2024
BerandaBangliPetani Bangli Mulai Budidayakan Tanaman Porang

Petani Bangli Mulai Budidayakan Tanaman Porang

BANGLI, balipuspanews.com – Tanaman porang mulai dibudidayakan oleh petani di Bangli. Harga jual porang yang menjanjikan adalah salah satu daya tarik petani untuk mengembangkan tananan jenis umbi-umbian ini.

Kadis Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, Ir. I Wayan Sarma pun tidak menampik minat masyarakat Bangli sangat antusias membudidayakan tanaman porang.

Bahkan, diungkapkan Wayan Sarma, pihaknya sempat mendapatkan undangan pertemuan dari Forum Bumdes se–Kabupaten Bangli dalam membahas budidaya tanaman dengan nama latin Amorphophallus muelleri ini.

“Oleh karena porang sekarang ini sudah menjadi kegemaran masyarakat, kita tidak akan banyak intervensi itu dan petani berhak memilih apa yang diperkirakan akan memberikan keuntungan bagi dirinya,” kata Wayan Sarma Senin, (8/3/2021).

Lantas apa kontribusi/peran pihaknya terhadap petani porang yang ada di Kabupaten Bangli?

Wayan Sarma menegaskan, pihaknya di Dinas sebatas fasilitasi dan melakukan pendampingan melalui PPL.

“Fasilitasi yang dimaksud seperti pembinaan. Dan kalau memang ada yang membutuhkan pinjaman kredit kita siap melakukan rekomendasi seta menyalurkannya,” jelasnya.

BACA :  Komite II DPD RI Gelar Kunker ke Gresik Terkait Pengawasan Pelaksanaan UU Minerba

Ditambahkannya, sekarang ini para petani memang agak terkendala diharga bibit yang lumayan mahal. Namun dengan adanya kemitraan atau lembaga keuangan itu dapat menjadi solusi.

Sementara itu, disinggung terkait cakupan/luas lahan di Kabupaten Bangli yang sudah ditanaman porang, Wayan Sarma menegaskan pihaknya di Dinas belum mengetahuinya.

“Terkait luasnya kita belum melakukan pendataan,” sebutnya.

Sementara salah satu petani porang asal Kintamani ketika ditemui dikebun miliknya menyebutkan, saat ini dirinya memang tidak lagi terkendala akan stok bibit yang minim seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Untuk penjual bibit banyak sekarang tidak seperti tahun sebelumnya, hanya saja sekarang harganya lumayan mahal jadi agak terkendala apalagi situasi pandemi,” ujar salah seorang petani.

Penulis : Komang Riski

Editor : Oka Suryawan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

RELATED ARTICLES

ADS

- Advertisment -
- Advertisment -

Most Popular