BEKASI, balipuspanews.com – Ketua Sabha Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat Kol. Inf. (Purn) I Nengah Dana, S.Ag menegaskan pembangunan krematorium sebagai tempat penghormatan bagi orang meninggal dengan dikremasi merupakan bentuk kehadiran pemerintah daerah dalam memenuhi hak asasi umat beragama.
“Kalau di Hindu kremasi ini bagian dari Panca Yadnya, itu sebenarnya ibadah. Itu hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun,” ucap I Nengah Dana dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (12/10/2021).
Penegasan disampaikan Nengah Dana menyikapi dimulainya pembangunan krematorium di wilayah Kota Bekasi. Peletakan batu pertama pembangunan krematorium di Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Bekasi Utara, berlangsung khidmat, dilakukan langsung oleh Wali Kota Bekasi, Dr. Rahmat Effendi pada Senin (11/10/2021). Nengah Dana hadir mewakili PHDI Pusat.
Selain Walikota Bekasi, acara juga dihadiri Kepala Disperkimtan Kota Bekasi Jumhana Lutfi, Direktur RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kusnanto, Ketua FKUB Abdul Manan, unsur tiga pilar.
Dari jajaran PHDI hadir antara lain Ketua PHDI Kota Bekasi Letkol (Purn) I Gusti Made Rudhita S.IP, SH, MH, Pinandita Pura Agung Tirta Bhuana Bekasi Juru Mangku Made Mudita serta tokoh masyarakat di wilayah Kota Bekasi.
Sebelum peletakan batu pertama oleh Wali Kota Bekasi, acara didahului Upacara oleh umat Hindu se Jabodetabek yang dipimpin Pinandita Pura Agung Tirta Bhuana Bekasi Juru Mangku Made Mudita pada pukul 07.30 WIB.
Menurut Nengah Dana, kebutuhan hak asasi sama seperti kebutuhan beribadah. Oleh karena itu, ia mengaku sependapat dengan Wali Kota Bekasi bahwa pembangunan krematorium di wilayah Bekasi bukanlah semata didasari karena adanya urgensi tetapi lebih karena pemenuhan hak asasi yang dalam hal ini adalah kebutuhan untuk terpenuhi kegiatan ibadah umat Hindu dan juga umat lainnya.
“Jadi ini sudah pelayanan. Saya kira meski nanti PHDI yang mengelola, tetapi siapapun bisa melaksanakan kremasi di sini. Tidak hanya umat Hindu saja,” ujarnya.
Nengah Dana mengapresiasi dan bangga dengan dukungan pemerintah kota Bekasi yang akhirnya menjawab kebutuhan umat Hindu dan umat lainnya yang membutuhkan krematorium. Perjuangan yang dilakukan umat Hindu akhirnya bisa diwujudkan.
“Akhirnya gol memperolah lahan untuk lahan kremasi,” ucap Nengah Dana.
Sementara itu, dalam sambutannya Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengungkapkan pembangunan krematorium di wilayahnya sudah ia gagas sejak 2-3 tahun yang lalu.
“Jadi kalau ada yang bertanya urgensi krematorium ini apa? Kalau yang dikremasi manusia yang punya hak asasi maka tidak lagi dibilang urgensi tapi kebutuhan,” tegas Rahmat.
Rahmat menegaskan pembangunan krematorim di wilayahnya merupakan salah satu wujud hadirnya pemerintah untuk semua golongan anak bangsa yang ada di Kota Bekasi.
“Pemerintah bertanggung jawab terkait dengan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dengan bermacam golongan, agama dan suku bangsa yang ada di Kota Bekasi. Menjadi wujud dari harmonisasi yang telah terajut di Kota Bekasi,” ucapnya.
Ada banyak manfaat bagi masyarakat dari keberadaan krematorium ini. Oleh karena itu, ia meminta apabila pembangunan telah rampung, Ramhat meminta agar terjaga dengan baik.
“Saya selalu ingat pesan Bapak Presiden, setiap program yang terpenting yakni nilai kemanfaatannya bagi masyarakat, tentunya dengan hadirnya krematorium ini menjadi kebaikan bagi kita semua. Langkah ini dirasa perlu untuk dilakukan mengingat Kota Bekasi belum memiliki tempat kremasi jenazah bagi saudara-saudara Hindu dan lainnya,” kata Rahmat.
Ketua PHDI Kota Bekasi, I Gusti Made Rudhita berharap krematorium bisa bermanfaat untuk semua umat beragama tanpa memandang suku, ras dan budayanya.
“Jadi bukan hanya untuk umat Hindu saja. Bagaimana keberadaan krematorium ini bisa meringankan beban masyarakat dan dapat bermanfaat dengan baik,” imbaunya.
Made Rudhita meminta semua pihak mendukung pembangunan krematorium karena pada dasarnya setiap orang memiliki keter batasan dan kemampuan.
“Kita punya batas kemampuan, batas norma dan dari batas itulah kita saling mendukung, karena tanpa perbedaan tidak ada keindahan. Dengan adanya pembangunan ini, diharapkan persatuan dan kesatuan semakin kuat dalam aliran kepercayaan kita masing-masing,” tegas Made Rudhita.
Menurutnya, keindahan Indonesia dapat terlihat jsutru karena adanya warna perbedaan.
“Karena kalau kita bersatu akan mudah untuk berjalan berdampingan. Kami lihat dalam kesehariannya, tidak memandang suku dan ras, tetapi untuk semua kalangan,” pungkas Made Rudhita.
Penulis : Hardianto
Editor : Oka Suryawan