Potensi Madu Kele Mulai Dikembangkan

Salah satu Kelompok Peternak Madu Kele-Kele Pucuk Sari, Banjar Delod Pempat, Desa Mendoyo Dangin Tukad
Salah satu Kelompok Peternak Madu Kele-Kele Pucuk Sari, Banjar Delod Pempat, Desa Mendoyo Dangin Tukad

JEMBRANA, balipuspanews.com– Potensi Madu kele-kele atau lebah Trigona mulai menjadi bisnis baru di Kabupaten Jembrana. Banyak masyarakat Jembrana mulai menekuni budidaya Kele-Kele itu.

Salah satunya I Ketut Swintara yang juga Ketua Kelompok Peternak Madu Kele-Kele Pucuk Sari, Banjar Delod Pempat, Desa Mendoyo Dangin Tukad. Dengan memanfaatkan pekarangan rumah dan kebun untuk dijadikan rumah Kele-Kele.

Bisnis madu Kele-Kele ini cukup menggiurkan lantaran hanya memerlukan modal sedikit, namun bisa meraup untung banyak.

I Ketut Swintara menuturkan awal menekuni bisnis ternak madu Kele-kele ini sudah dari tahun 2005. Dirinya yang tidak memikiki pengetahuan di bidang Kele-kele akhirnya sempat gagal dalam bisnis kele tersebut.

Namun dengan kegigihannya, Swintara kembali mencoba bisnis Kele-kele itu hingga kini bisa beternak Kele-kele.

Baca Juga :  Minta Wedakarna Klarifikasi Ucapan, Ratusan Warga Bugbug Karangasem Datangi Kantor DPD RI Bali

“Astungkara untuk sekarang saya sudah memiliki 300 sarang, namun saya pencar dan saya titipkan di kebun tetangga,” jelasnya.

Menurutnya dari 300 sarang rumah Kele, selama 3 bulan mendapatkan hasil jual hingga Rp 3 juta hingga Rp 4 juta. Madu Kele ini dijual dengan harga Rp 200.000 per kemasan 100 ml.

“Secara rinci kami memiliki jumlah Kele-kele 300 kotak dalam 3 bulan menjual madu mendapat 3 juta bahkan 4 juta. Itupun tergantung pada musim bunga,” ungkapnya.

Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, saat mengunjungi Kelompok Peternak Madu Kele-Kele Pucuk Sari, Senin (18/9/2023) mengatakan, peternakan Kele itu Senin (18/9/2023) kelompok-kelompok seperti inilah yang dibutuhkan karena sudah mampu mandiri.

“Madu Kele-kele ini beda dengan madu tawon, penghasilan dari kelompok Pucuk Sari ini lumayan besar bisa menghasilkan 3 juta dengan memiliki 300 koloni,” ujarnya.

Baca Juga :  Jaga Ketahanan Pangan, Pemkab Badung Gelar FGD Bersama Penyuluh Pertanian

Bupati Tamba berencana akan mememberikan bantuan untuk pendampingan supaya madu Kele ini bisa tumbuh dan berkembang. Dirinya pun l memberi nama madu Kele hasil dari kelompok Pucuk Sari yakni Madu Kele Pak Ngah.

“Hasilnya sudah ada. Ini merupakan bagian dari pendapatan untuk teman-teman UMKM yang ada di desa. Saya datang kesini akan memberikan semacam stimulus dengan membuatkan tempat daripada rumah Kele-kele, sehingga bisa menjadi satu tempat yang bisa dikunjungi wisatawan atau pembeli yang hadir, sehingga tempatnya bisa kelihatan lebih baik dan higenis,” jelasnya.

Penulis: Anom
Editor: Oka Suryawan